Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Menelisik Galangan Kapal di Pelabuhan Tegal

24 Januari 2021   09:49 Diperbarui: 24 Januari 2021   10:13 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Galangan Kapal (Dokpri)

Saat anda pergi ke pelabuhan Tegal, selain ada pemandangan aktivitas jual beli ikan, anda juga akan melihat beberapa pabrik olahan ikan, dan galangan kapal termasuk para pemancing ikan yang duduk santai di bebatuan pemecah ombak, sambil menikmati kopi dan bermain handphone.

Galangan kapal menarik penulis untuk ditulis, pertama bahwa tukang Indonesia luar biasa, mampu membuat kapal dari bahan kayu khusus, glondongan kayu di buat lempengan sesuai ukura yang ada. Mereka berhari-hari untuk membuat kayu ini menjadi sebuah karya bernilai ekonomi yakni kapal. 

Para pekerja atau tukang kayu ini menginap di barak yang seadanya, cuci baju juga sendiri dan sarapan juga disediakan, karena membuat kapal butuh waktu 6 bulan atau lebih tergantung dengan bahan yang ada, semakin lengkap dan tersedia termasuk tukangnya juga selalu bekerja on time maka akan cepat selesainya. 

Dulu saat menutup lubang kapal dengan media kayu sebagai bahan penutupnya, sekarang penulis lihat langsung  dengan baud dari bahan besi. Tentunya usia kapalnya bisa diukur masa perawatan dan masa penyusutan.

Baut di kapal (Dokpri)
Baut di kapal (Dokpri)
Butuh lahan yang luas untuk pembuatan kapal, dengan membuat kapal di pelabuhan atau dekat dengan muara laut, maka saat sudah jadi akan mudah untuk transportasi mobilisasi kapalnya, sehingga kapal yang sudah jadi dan finishing tinggal dilewatkan jalur laut untuk pengiriman barangnya. 

Ada nilai yang menurut penulis amati pada pembuatan kapal ini, pertama keuletan dan disiplin tukang dalam membuat kapal, kedua ketersediaan bahan dan operasional financial dalam membuat satu kapal dari awal baban menjadi satu produk bernilai bisnis, ketiga adalah lahan yang luas menjadikan pekerja ini semakin betah dan bisa berimprovisasi, keempat adalah jalur kirim menjadi mudah karena dekat dengan laut. 

Stok ikan jelas melimpah, semakin banyak pencari ikan maka cadangan ikan untuk warganya terpenuhi, nasib nelayan semakin terangkat tapi kita juga harus ingat bahwa dalam penangkapan ikan harus menggunakan alat yang ramah lingkungan, karena kita sendiri hanya menangkap ikan, sedangkan ikan lahir dan dibesarkan dari kekuasaan Allah SWT dan harus disyukuri atas nikmatnya dengan cara jangan lupa zakat, infak dan shodaqoh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun