Maulana Habib Lutfi bin Yahya Pekalongan dalam setiap pesan nasehat kepada jamaah pengajian ataupun di pertemuan koordinasi lintas agama ataupun pertemuan ulama dan umaro di beberapa Kab/Kota untuk selalu mencintai tanah air Indonesia, menjaga persatuan dan kesatuan, contoh yang sangat kecil misalkan suguhan makanan dalam pertemuan adalah nuansa lokal seperti kacang kulit, produk makanan lokal dan asli produk daerah yang kadang lewat dan ini menjadi modal bagi penerus bangsa ini.
Bagaimana generasi muda ini mau belajar tradisi tempoe doloe, gimana derasnya teknologi ini lewat handphone dan budaya bawaan luar negeri, radikalisme itu tidak baik, karena Islam itu tidak suka kekerasan, maka wajar jika perlu menjaga ukhuwah wathoniyah, makanya perlu ditumbuhkan kecintaan kepada negara ini.
Bagaimana kondisi sekarang dengan aplikasi teknologi dan apakah mungkin kita ini bisa mengawasi anak kita atau generasi yang akan datang baik yang sekolah, belajar di kampus.
Kekurangan yang harus diperbaiki dengan melenturnya budaya dan kondisi sosial masyarakat, maka perlu digerakan bagaiman kyai atau ulama untuk menyampaikan bagaimana sejarah para pahlawan ini telah memperjuangkan kemerdekaan RI ini, mereka berjasa namun jarang diceritakan kepada generasi muda.Â
Hampir yang diceritakan kesaktian atau kramatnya para waliyullah, mestinya menceritakan bagaimana rasionalitas, seperti contoh wajib menyanyikan lagu kebangsaan agar mengena di kalangan publik, saat mau dangdutan misalnya lalu dinyanyikan dulu lagu persatuan dan kesatuan atau kebangsaan.Â
Bayangkan jika mereka generasi muda kita tidak tahu lagu kebangsaan maka perlu digelorakan, selain itu generasi muda juga harus menghormati gurunya, karakter anak harus di bangun dengan baik, guru yang mengajarkan kita itu karena jasa mereka, jangan sampai gurunya sendiri malah tidak menghormati gurunya.Â
Bagaimana kita berpikir untuk mencari solusi alternatif terbaik dalam menumbuhkan persatuan kesatuan, menanamkan merah putih dalam lingkungannya. Bahkan zaman dulu menaruh merah putih  lewat memasang bendera merah putih yang dipaku dalam blandar dan setelah selesai sebelum tutup genteng.Â
Merah putih harus di tanamkan dalam sanubari generasi muda ini, jangan sampai mereka goyah dengan tatanan derasnya era digital, mereka harus dibangkitkan untuk cinta tanah air, sejarah harus dikembangkan kembali, dan mereka itu bukan hadiah, dan merdeka inilah adalah jasa para mereka.Â
Pertemuan yang digagas di setiap Makodim di wilayah Bakorwil Pekalongan sangat bagus menjadi gagasan, dan Habib Lutfi juga berpesan agar setiap pertemuan ini di notulensikan agar bisa menjadi dokumentasikan yang tersimpan dan bisa menjadi bahan bacaan bagi masyarakat secara umum.Â
Demikian catatan kecil ini saya tulis atas pertemuan bersama Habib Lutfi bin Yahya dan para tokoh agama di wilayah Bakorwil Pekalongan. Kamis (14/01/2021).Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H