Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tekun Berusaha, Sukses Diraih

4 Januari 2021   18:03 Diperbarui: 4 Januari 2021   19:17 1251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Ilustrasi mengejar kesuksesan dalam karier harus dilakukan dengan bekerja keras (Dok.wanderlustworker.com)

Barangsiapa yang berusaha dengan sungguh-sungguh, pasti akan menuai keberhasilan di kemudian hari, siapa yang malas berusaha, pastinya tidak akan mendapatkan keberhasilan, apalagi kalau bekerja selalu ragu-ragu maka untuk mencapai keberhasilan semakin sulit. Harus berani mengambil resiko dan memperbaiki kesalahan secara bertahap. 

Tekun berarti rajin, keras hati, dan bersungguh-sungguh (bekerja, belajar, berusaha, dsb). Orang yang tekun adalah orang yang bekerja secara teratur, mampu menahan rasa bosan/jemu, dan mau belajar dari kesalahan (orang lain maupun dirinya) di masa lalu agar tidak terulang kembali.

Mereka yang berhasil dalam berusaha di sektor usaha kecil, rata-rata berasal dari hal yang terkecil, keberhasilan seseorang karena dapat bantuan dari orang kecil, dan mereka yang peduli dengan orang yang membutuhkan maka rejekinya semakin meningkat.

Pengusaha tanaman hias misalnya, awalnya memanfaatkan lahan yang kosong, kadang juga menjual tanaman hias di depan rumahnya, seiring bertambahnya waktu, semakin laris dan masyarakat tahu lokasi penjualan tanaman hias, lambat laun diminati lalu bangkitlah usahanya, keluarganya semakin berdaya dan tanaman hiasnya semakin beragam, koleksinya banyak, bahkan merambah menjual bibit spesifik yang sering dicari oleh para pembeli. Hasilnya dari pendapatan tanaman hias bisa menyekolahkan anaknya hingga sampai jenjang perguruan tinggi. 

Sebuah cerita dari Kerja Keras 

Ada lagi temanku di Brebes Jawa Tengah, punya warung makan yang biasa dijadikan tempat transit mobil travel, bus pariwisata dan bus bumel, awalnya juga dari usaha kecil yakni jualan telur asin, lalu merambah ke warung makan kecil-kecilan, kemudian ada perkembangan dari usahanya, lama-lama mencoba membeli tanah dibelakang usahanya, hingga 5 tahun kemudian semua sudah dibangun dalam bentuk restoran, puluhan bus bisa masuk dalam beberapa jam, begitu pula dengan mobil travel jurusan yogya-jakarta. 

Teman saya sejak kecil, saat usia sudah SMA berpisah, awalnya berusaha kecil-kecilan jualan mainan anak-anak di Jakarta,  saya melanjutkan kuliah, dia memilih bekerja di Jakarta, selang 3 tahun kemudian, dia sudah mencoba mengajak adiknya untuk membantunya, lalu jadilah bos kecil, beberapa tahun kemudian punya karyawan lebih dari 15 orang, dan mereka juga diajak untuk bekerja dengan sungguh-sungguh, hasilnya sekarang sudah bisa membangun rumah, naik haji, dan bisa membangunkan rumah bagus untuk kedua orangtuanya. Semua adalah berkah dia karena mau bekerja keras dan tidak kenal lelah, semua pekerjaannya diniati untuk membantu orang tua karena punya beban adiknya yang banyak, lalu diberikan rejeki yang melimpah, sehingga adik-adiknya sekarang sudah terangkat hidupnya.

Ada juga teman saya di Cirebon, berusaha sebagai pengusaha batu alam, lalu kerja keras, lambat laun usahanya maju, saat ketemu di tanya, jawabnya adalah berusaha keras, berdoa dan selalu memberikan layanan terbaiknya kepada mitra kerjanya, sehingga lambat laun usahanya berkembang, dan sekarang sudah bisa membeli tanah dan bangunan beberapa tempat, bahkan bisa naik haji dan bisa membuka usaha ditempat lainnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun