Berbaagai cara orang dalam menyambut tahun baru, ada yang mayoran dengan memotong ayam, bebek, atau kadang juga cukup makan ponggol sambil minum teh poci atau kopi, ada juga yang mendatangi restoran tertentu, dengan memilih paket hemat.
Masing-masing sesuai selera, bagi remaja yang suka makan sate kambing, ada juga yang beli sate kambing 3 kodi, terus masak nasi, dan teman-temannya di undang bersamanuntuk makan bersama.
Ada juga yang sekedar makan bakso, atau mie ayam dengan datang di lokasi mie legendaris pilihan mereka. Namanya juga selera kan bisa memilih dan menyesuaikan isi dompet kalau dompetnya tebal ya pastinya menu yang dipilih ke restoran terus ngebosi.
Ada juga yang melakukan istighosah bersama, dengan menghadirkan para santri atau jamaah istighosah lalu mereka berdzikir bersama smaa seraya berdoa semoga keberkahan di tahun 2021 semakin bertambah, rejeki lancar dan cita-cita tercapai, mengisi acara agar bermanfaat untuk umat.Â
Tahun baru, menjadi ajang bagi remaja untuk bersama-sama berkumpul, berdiskusi dengan tema beragam, menu yang disajikan juga apa adanya seperti sega kucing atau nasi goreng atau mie goreng, asal tidak hujan maka sejumlah pedagang kaki lima pun akan diburu oleh para remaja putra dan putri.
Beberapa cafe yang menjual aneka minuman seperti coffe atau teh manis, akan dijadikan menu cangkruan atau tongkrong sambil update status di medsos, semuanya sah-sah saja sesuai dengan selera masing-masing.
Bedanya jika pergantian tahun hijriah dengan tahun masehi adalah pada prosesi penyambutannya, jika masehi maka bunyi terompet akan berbunyi sekaligus bunyi mercon sebagai tanda perubahan awal tahun. Namun jika tahun hijriah maka mereka akan dzikir dan keliling bawa obor, ada juga yang melakukan istighosah bersama agar pergantian tahun tidak ada bencana di segala kehidupan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H