Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berpikir dan Berkhidmah Cara NU

31 Desember 2020   06:54 Diperbarui: 31 Desember 2020   06:58 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbah Hasyim Asy'ari ( Dok jogloabang.com)

Tak ada yang meragukan lagi bagi warga Indonesia, bahwa organisasi Keagamaan terbesar di Indonesia adalah Nahdlatul Ulama (NU), apakah mereka ini masuk struktural atau kultural. Tapi para prinsipnya bahwa hadirnya NU adalah pada ranah keagamaan, ranah keorganisasian dan ranah kehidupan berbangsa. 

Dimana cita-cita yang digaris besarkan adalah peningkatan silaturahim antar ulama, peningkatan kegiatan keilmua/pendidikan, peningkatan kehidupan keberagaman, pembangunan sarana peribadatan, pelayanan masyarakat, dan peningkatan taraf dan kualitas hidup masyarakat. 

Untuk mencapai sebuah cita-cita yang ada, maka organisasi NU melakukan usaha yakni, mengadakan rangkaian kegiatan diantara ulama-ulama yang bermadzab, kedua mengkaji kitab klasik sebagai bahan pengajaran agama, ketiga menyiarkan agama islam pada empat madzab, memperbanyak pendirian madrasah, memperhatikan fasilitas umat beragama seperti masjid, ponpes, fakir miskin dan anak yatim, dan mendirikan badan untuk urusan pertanian, perniagaan dan perusahaan yang tidak bertentangan dengan syara'

Gerakan warga NU jika melihat pada cara mencapai cita-cita maka sebagai warga NU, juga harus merasakan apakah gerakan selama ini telah sesuai dengan upaya yang dilakukan, seperti kepekaan sosial di kalangan umat, memberdayakan umat, membimbing umat untuk berbuat nyata pada bidang ibadah sosial, dan mengamalkan atta'awun, gotong royong dan ukhuwah, persaudaran dan solidaritas baik duniawi maupun ukhrowi. 

Pada persoalan Kemiskinan misalnya, penduduk yang berada digaris kemiskinan jelas ada warga NU, dan mereka tersebar di Nusantara ini, wajar jika kemudian organisasi ini juga mendidik para kadernya untuk belajar modul sekolah anggaran Daurah. Mereka menggunakan 5 prinsip universal Al-kulliyat al khams yaitu Hifzh ad-din, Hifzh An-Nafs, Hifzh Al-Aql, Hifzh Mal dan Hifzh Al-Irdh wa an-nasl. Karena kelima prinsip ini akan dibutuhkan di semua umat islam dan harus dilindungi. 

Pada persoalan pendidikan misalnya, ketika ada anak tidak sekolah atau dewasa tidak sekolah misalnya, maka jelas bahwa putra putri mereka juga ada keluarga NU, wajar jika kemudian gerakan masyarakat untuk peduli pada upaya meningkatkan kualitas hidup generasi yang akan datang menjadi bagian dari jihad memberantas kebodohan, tidak meningggalkan generasi lemah, dan berjuang untuk kepentingan terbaik bagi anak, dan anak inilah nantinya akan menggantikan estafet keilmuan para nabi dan bangsa ini, jika kita mewariskan generasi yang lemah maka kita ini berdosa. 

Kepedulian organisasi NU pada persoalan pendidikan melalui pendirian madrasah, majlis taklim, termasuk kontribusi adanya sekolah NU yakni Ma'arif, dan hadirnya Lembaga Pondok Pesantren dan sejenisnya. 

Pada Persoalan Kesehatan, ketika ada warga yang sakit, dan mereka dari kalangan garis kemiskinan, pastinya di dalamnya ada warga NU, disinilah organisasi NU juga berjuang melalui lembaga kesehatan NU, munculnya rumah sakit NU, klinik pratama NU, ataupun para dokter NU dan tenaga medis dari kalangan NU, memberikan kontribusi yang nyata untuk selalu berkhidmah kepada organisasi ini, ketika mereka bergerak dan bergotong royong saling kesetiakawanan sosial, maka sejatinya mereka ini telah berkhidmah kepada organisasi NU yang dilahirkan dari kebangkitan para ulama terdahulu. 

Saat generasi mudanya berpikir kreatif dan inovatif, maka ada lembaga Lakpesdam sebuah perangkat PBNU yang berfungsi sebagai lembaga kajian isu-isu strategis dan pemberdayaan manusia untuk transformasi sosial yang berkeadilan dan bermartabat, disini para generasi mudanya dilatih untuk memahami isu-isu strategis terkait sosial, kemiskinan, Mempengaruhi kebijakan publik dalam lingkup lokal, nasional, dan
internasional berbasis data dan kajian strategi. Wajar jika kemudian dalam urusan penggerakan dan mobilisasi sosial para generasi mudanya selalu dilatih dan diajak untuk menumbuhkan gerakan membangun khaira ummah atau masyarakat terbaik yang ideal. 

Saat di daerah anda banyak pengajian di desa-desa yakni pengajian senenan, selasanan, rabuan, kamisan, jumahan, sabtunan, dan mingguan, maka sejatinya warga NU sudah berkhidmah kepada NU dan sudah ngurip-nguripe peninggalan ulama terdahulu. 

Semoga organisasi NU tetap ada, dan mereka yang mengikutinya selalu berkhidmah pada ulama negeri ini yang mengajarkan ilmunya para nabi baik lewat pesantren, ataupun kegiatan keagamaan dengan mengajarkan dakwah yang sejuk dan menyejukan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun