Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bonus Demografi, Antara Suka dan Duka

1 Desember 2020   15:09 Diperbarui: 1 Desember 2020   16:35 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertambahan penduduk akan terus ada, karena ada kelahiran ada kematian, setiap hari ada ibu hamil, ada juga kegiatan penyelenggaraan pernikahan, mereka yang melangsungkan kehidupan barunya, memiliki target cepat dapat momongan atau menunda kelahiran. Semuanya adalah pilihan hidup.

Penduduk bertambah, jika tidak dikendalikan akan jadi bonus demografi, bertambah penduduk tapi tidak diiringi dengan kesiapan kualitas keluarganya, maka secara otomatis akan menyelisihkan masalah bagi daerah.

Coba anda bayangkan, populasi penduduk jelas semakin bertambah, ada pertambahan karena kelahiran itu sendiri, ada juga karena urbanisasi atau transmigrasi. Usia produktif akan lebih banyak dibandingkan dengan usia lansia, mereka yang lansia jelas target untuk mendapatkan kesempatan dan rejeki juga semakin berkurang, seiring usia bertambah dan penyakit degenertifpun semakin menumpuk, ada yang mengatakan komplikasi ataupun ada juga yang kena serangan jantung ataupun penyakit bawaan obesitas.

Bonus demografi akan meningkatkan tingkat hunian masyarakat, mereka akan mencari biaya hidup dan investasi rumah sebagai modal melangsungkan kehidupan keluarganya, karena tidak ada yang mengatakan enak dan bebas saat hidup bersama dengan mertua atau kedua orangtua disaat hidup bersama, dikatakan kita ini tidak hidup mandiri.

Peralihan lahan dari lahan pertanian sudah mulai berubah fungsi menjadi lahan daratan lalu dirubah lagi menjadi lahan pemukiman penduduk, dan muncul lagi aktivitas kehidupan berkeluarga sesuai siklus kehidupan.

Bonus demografi juga harus dikendalikan oleh Pemerintah Daerah biasanya lewat keluarga berencana dan KB alami, kenapa lewat kB ini, karena alkon yang dipakai dan digunakan ini bisa menjadi alat perencana yang sangat jitu sebagai solusi atas upaya mengurangi ledakan penduduk.

IPM rendah, jelas akan beresiko pada daya saing ekonomi bagi warganya, saat menrrima ilmu pengetahuan menjadi apatis, saat mau mematuhi protokol kesehatan pun kadang tidak mau menerimanya. Belum lagi perilaku kesehatan pada mereka yang berpendidikan rendah, jelas produktivitas juga akan rendah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun