Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Luruh Barang Antik

23 November 2020   15:34 Diperbarui: 23 November 2020   15:48 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau ada pasar Induk, atau di area trotoar atau di tempat strategis yang mudah dilihat oleh orang umum disitulah lokasi yang cocok untuk menampilkan barang antik untuk ditawarkan.

Mereka yang punya hobi sebagai kolektor barang antik pastinya akan merawat semua barang yang pernah dibelinya, bahkan dijadikan pajangan dirumah, saatnya barang antiknya sudah bosan, dan butuh murah maka dijual murah, apalagi kalau kemudian pindah rumah baru, maka barang yang sekiranya berat dan bikin merusak pemandangan dirumah barunya, alternatifnya adalah dijual.

Bagi yang paham itu barang antik, maka harga tidak lagi sesuai dengan harga pasaran, apa yang ditawarkan sang kolektor, akan dibeli, bahkan ada juga kolektor barang antik rela merawat barang antiknya walaupun dengan biaya mahal, nantinya saat dijual harus ada keuntungan, namun ada juga yang merugi.

Semua barang antik jika dirawat dengan baik, maka akan tampil elegan, bahkan sepeda onthel yang klasikal dan masih original atau asli akan dibelinya bukan dengan jutaan tapi sudah puluhan juta, bisa saja seharga motor baru dari dhealer.

Para kolektor yang masih terbatas dananya akan mencari barang antik di pasar loakan atau diorang yang butuh, tapi karena paham bahwa itu adalah barang antik sehingga mau membelinya, wajar saja jika ada penju barang antik dalam menjual akan memberikan informasi barang tersebut dari sisi usianya, tingkat mistisnya, nilai seninya, dan ragam keaslin dari produk yang dijual.

Barang antik itu ragam bentuknya ada juga barang antik seperti kendaraan roda empat zaman belanda, ada juga tempat lampu zaman era sebelum kemerdekaan, termasuk kolektor uang tempo doloe, bahkan ada rumah makan pun suka dengan desain unik tempoe doloe, sehingga kalau di kasih accesoris produk zaman dulu seolah-olah mengenang zaman kemerdekaan atau zaman dimana masih ada penjajahan belanda yang ratusan tahun.

Di Mekah saja ada museum barang antuk, dimana ditaruh di tempat khusus sebagai referensi bagi jamaah umroh dan haji kalaj ingin lihat barang antik zaman awal kabah di bangun, alat minum zaman nabi, miniatur sumur zam-zam dan lainnya, sehingga mereka yang melihatnya bisa merasakan dan melihat barang tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun