Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bengkel Mobil dan Motor Peluang Bisnis Masa Depan

9 November 2020   10:49 Diperbarui: 9 November 2020   10:57 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ragam Kendaraan Roda 4 (Dokpri)

Dunia mekanik semakin tren hingga 10 tahun ke depan, wajar jika tiap hari banyak mobil dan motor baru dikirim ke segala penjuru negeri ini tanpa berhenti, pabrik tetap beroperasi, suku cadang tetap laku, dhealer mobil semakin bertambah, marketing mobil semakin memberikan tawaran menggiurkan kepada mereka yang mau beli mobil baru.

Ada Cash Back ada upah perantara dan ragam bentuk tawaran khusus bagi mereka yang pengin ganti mobil baru termasuk punya motor dirumah lebih dari dua kendaraan dianggap lumrah, bayangkan jika anaknya sudah dewasa maka jelas akan beli motor baru lagi, begitulah gaya hidup masa kini bagi penduduk +62.

Secara pergerakan ekonomi jelas akan berimbas pada dampak lainnya, yakni kemacetan, hilangnya kendaraan karena dicuri, kecelakaan, maupun peluang bisnis onderdil atau suku cadang kendaraan termasuk jasa service kendaraan baik itu roda dua ataupun roda empat.

Samsat juga sangat beruntung karena ada income pajak atas kendaraan baru dan lama, termasuk satlantas Polres/polresta juga banyak rejeki yang didapatkan atas kenaikan kendaraan setiap tahunnya, kepemilikan STNK kendaraan bisa dihitung tiap hari/bulan/tahun, termasuk trent pelanggaran dari pengguna kendaraan, misalkan dengan ada operasi kendaraan lalu kena tilang, negara juga diuntungkan, buku tilang cepat habis, sidang atas pelanggaran ada tiap bulan, bukan tambah menurun tapi meningkat, siapa yang salah kalau sudah begini ? 

Semua serba diuntungkan dengan kebihakan penambahan armada baru, pemilik pabrik juga semakin cepat investasinya kembali, investasi jalan TOL pun semakin cepat kembali, tukang ban mobil dan motor semakin tersenyum, belum lagi penguasaha ban semakin gembira dan petani karetpun kena imbasnya karena ada kenaikan produksi ban kendaraan maka kebutuhan karetpun semakin meningkat.

Onderdil atau suku cadang semakin menjamur, jasa service kendaraan sampai ke desa, bahkan jasa cuci kendaraan sudah menjamur ke kampung, semuanya mengais rejeki dari munculnya produk kendaraan dari roda dua, roda empat dan sejenisnya.

Balai Latihan Kerja, SMK Otomotif, SMK mekanik semakin di minati, Kampus jurudsn teknologi mesin semakin dicari termasum banyaknya remaja yang membidik usaha bidang ini menjadi bengkel, berani ikut kuraus asal nanti bisa bekerja. 

Dampak membludaknya kendaraan juga berimbas pada kenaikan kejahatan akibat mobil atau motor dicuri, kemanan warga harus dijaga betul, kemacetan akibat banyaknya kendaraan juga semakin tak terurai, proyek infrastruktur jalan semakin cepat dan peninggian jalan tak terencana dengan baik, semakin bertambah cor beton di jalan utama, rumah penduduk semakin kangslep atau semakin rendah dibndingkan jalan utama.

Kasus kecelakaan jelas bertambah, claim asuransi jasa rahardja terus naik, aplagi dengan kesadaran masyarakat dalam berkendaraan kurang diperhatikan, terlebih kalau punya korps komunitas motor besar dan harganya mahal, terasa jalan pun miliknya, kendaraan lain suruh berhenti atau tidak boleh melaju kencang, kadang di klakson sama mereka agar diberikan jalan, ini jalanku, jadi suka-suka saat di lapangan. Pengguna jalan hanya bisa ngelus dada dan berdoa semoga semua pengguna jalan selamat sampai tujuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun