Brebes - Pastikan semua anak berijasah SMA/SMK/MA walaupun dalam kondisi apapun, mereka harus belajar di sekolah, baik di formal maupun non formal.
Ungkap Jamilah selaku Ketua Pendidikan Untuk Semu di Desa saat di wawancara oleh Konsultan Unicef Jawa Supriyono Subakir di Balai Desa Negla, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes (6/11/2020).
Jamilah menambahkan, setiap anak yang tidak sekolah dikunjungi dari rumah ke rumah, kalau ada harapan dan keminatan untuk belajar maka dimotivasi untuk belajar agar dikembalikan ke sekolah.
" Semua ibu-ibu kita gerakan, baik dari Fatayat, Muslimat, PKK, dan guru di setiap Dukuh, setiap RW harus ditanyakan dan dicari informasi, tantangan ekonomi sangat dominan, terlebih kalau ada peluang pekerjaan, memilih bekerja atau belajar," tuturnya.
Tercatat anak tidak sekolah di Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM) ada 103 namun saat direkonfirmasi 213 anak dengan perincian mau sekolah 30 dan tidak sekolah 183 anak.
" Ke Formal ada 18 anak dan Non Formal ada 12, tahun ini sudah ada kelompok belajar (Pokjar), mudah-mudahan di tahun 2021 punya PKBM mandiri," tambahnya.
Dominasi ATS Negla
Dominan ATS di Desa Negla yakni tidak melanjutkan ke SMP/MTs, karena tidak ada aturan dari pemerintah yang ketata saat urban ke luar kota, akhirnya anak pun bisa keluar kota dengan aman dan ini menjadi permasalahan yang ditemui.
Sudah disiapkan model pembelajaran jarak jauh kepada para siswa yang lulus tidak lanjut tapi kerja di Jakarta, sehingga ditawarkan untuk belajar di pusat kegiatan belajar mengajar (PKBM).
Ada 32 srikandi yang menggerakan ATS kembali bersekolah di desa ini, secara prosentase 70 persen dari unsur perempuan, dan 30 Â persen dari kaum laki-laki. Mereka penuh semangat untuk mengabdikan tenaga dan pikirannya untuk memastikan semua anak kembali bersekolah.
Komitmen Kades