Materi IPS zaman era 90an, yakni menghafal nama-nama negara anggota ASEAn. Termasuk nama Ibukotanya negara itu. Wajar jika gurunya hafal dan peserta didikpun disuruh menghafalkannya.Â
Ada Negara Indonesia, Singapore, Cambodia, Malasyia, Vietnam, Laos, Philippines, Brjnai Darussalam, Thailand, Myanmar. Zaman dulu hanya di temani peta globe, dan buku bacaan tentang anggota ASEAN.Â
Termasuk menghafalkan juga bagaimana nama-nama menteri di era itu, nama dan jabatan menteri tersebut, maju di kelas dan menyebutkan minimal 5-10 menteri. Wajar saat itu anak seusia 13-15 tahun saja, sudah hafal wajah menterinya, jabatannya, dan gaya non verbalnya kaya apa.Â
Sebut saja Menteri Harmoko, ora akan tahu saat keluar di Televisi, eh ada Sekretaris negara Pak Harmoko, juga pernah jadi menteri Penerangan. Gayanya yang khas menjadikan anak sekolah di zaman itu seneng dengan gaya non verbal dan verbalnya dalam komunikasi.Â
Berbeda dengan zaman sekarang, anak-anak saat ditanya menteri pertanian siapa malah ga bisa jawab, bentar dicari dulu di google, saat ditanya menteri dalam negeri pun jawabnya tidak hafal bapa, belum lagi di tanya Ibukota Jawa Tengah dimana dijawab tidak paham. Belum lagi saat ditanya nama Gubernur dan Bupati juga tidak paham. Wah zaman sudah maju malah semakin lemah di pengetahuan umumnya.Â
Selain itu, penulis juga pernah ujicoba menanyakan ke mahasiswa terkait pengetahuan umum di negaranya sendiri, contoh plat kendaraan, jika Plat BH misalnya, itu dari mana, langsung geleng-geleng kepala, belum lagi jika plat T darimana, dijawab juga tidak tahu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H