Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Penataan Pemukiman Warga, Mungkinkah?

3 Oktober 2020   08:51 Diperbarui: 3 Oktober 2020   08:57 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pulau jawa di kenal dengan penduduk terpadat di Indonesia, baik itu di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, mangan ora mangan sing penting kumpul, bien jare nenek moyangku, luruh jodoh aja adoh-adoh gih, golet pegawean yo ra udah adoh, opo maneh gawe umah, jangan jauh-jauh dengan orangtuamu, ketika ada apa-apa mudah dihubungi dan gampang datang, saat orangtua ada yang sakit, awakmu cepat datang ra usah nunggu kapal mabur atawa numpak mobil berjam-jam, apalagi saat mau jelang akhir hayatnya, minimal bisa menyaksikan dikehidupannya. 

Inilah yang nenjadi alasan kenapa kemudian nenek moyang ini buat titipan kepada anak cucu cicit hingga udeg-udeg gentong siwur, artinya beranak pinak hingga sampai jadi keluarga besar atau bani. Walhasil mereka yang jauh pastinya jarang dikirimi jajan, buah atau lainnya, termasuk saat dibutuhkan kedua orangtuanya hanya ngelus dodo. 

Tentunya ledakan penduduk akan tidak seimbang antara di Jawa dengan diluar jawa, agar seimbang maka orang jawa di suruh transmigrasi ke daerah yang lahannya masih luas dan bisa ditanami apapun, ukurann rumahpun tidak seperti hidup di jawa, serba minimalis atau secukupnya ukuran asalkan dekat dengan mertua atau orangtua. Mengandalkan waris juga banyak yang begitu, kalaupun beli tanah dan membangun tidak seperti kedua orangtuanya, maklum sangat berbeda nasib, atau bisa saja sebaliknya.

Penataan pemukiman menjadi penting, dan pastinya bisa, dibutuhkan kemauan yang keras dan saling gotongroyong, saling menghormati dan ada ikatan kekeluargaan bahwa hidup di pemukiman ya harus menjaga bersama-sama, termasuk tidak suka menyebarkan berita hoak, karena akan berpengaruh cepat dan anda akan merugi nantinya. 

Di pemukiman yang padat penduduk, juga sangat beresiko pada penularan penyakit kesehatan lingkungan, apalagi jika tidak membersihkan saluran, membiarkan limpah keluarga dibuang sembarangan, dan ragam persoalan warga yang muncul akan terdeyekai dengan cepat. 

Belum lagi saat pemukiman kumuh, waeganya tidak patuh dengan anjuran kesehatan dan cuek dengan kondisi lingkungannya, tidak dimunculkan tali persaudaraan, maka akan terjadi kerawanan sosial, saat ada pencuruian  motor hilang atau mobil hilang menjadi tidak aman dan nyaman. 

Anak di pemukiman warga yang kumuh juga akan rentan, baik itu rentan pada persoalan penyakit, kekerasan pada anak itu sendiri maupun rentan pada persoalan lainnya, aplagi ketika ada di kompleks tersebut anak berkebutuhan khusus maka akan semakin terpinggirkan. 

Namun akan sebaliknya, ketika pemukiman yang ada di tata dengan baik, jalannya bisa tertata dengan bagus, rumahnya hadapnya ke jalan semua, ada pot bunga di setiap rumah, dirawat bunganya, lampu Penerangan umum di tatani dengan baik, ada pertemuan warga rutinitas dan ada kegiatan pengajian dan lainnya tidak ada gap antara si kaya dan si miskin maka membikin nyaman dan aman. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun