Era new normal sekarang ini, masyarakat dilatih untuk belajar digitalisasi, termasuk di semua kalangan baik itu di lembaga pendidikan, lembaga madrasah, lembaga pesantren, hingga para kyai, ustadz dan ustadzah pun harus mengaji dengan sistem daring atau  virtual.Â
Sepertinya model ini mulai dianggap biasa. Jika dari sisi teori ilmu komunikasi maka 5 elemen komunikasi juga tersampaikan pertama ada komunikan, ada pesan yang disampaikan, ada saluran atau media agar pesan bisa diterima oleh komunikator dan ada feedback atau umpan balik.Â
Proses komunikasi ini jelas terjadi sehingga wajar jika pengajian online ini disebut juga implementasi dari ilmu komunikasi. Hanya saja bisa terjadi gangguan saluran komunikasi, misalkan di daerah terpencil kadang sinyal juga terganggu, atau saat mendengarkan pengajian, kemudian kuota habis, sehingga no signal, harus isi kuota lagi, atau bisa saja baterai yang digunakan akan habis, sehingga saat mendengarkan pengajian online handphone sudah tidak bisa berfungsi, akhirnya pesan dari komunikan tidak diterima, pastinya umpan balik pun tidak muncul.
Pastinya pada saat pengajian online ini, seseorang nitizen akan menilai dengan cepat, bagaimana mutu dan kualitas atas pengajian yang disampaikan, jika mutiara pengajian atau tafsir yang disampaikan itu bisa memberikan makna dan penjelasan yang sangat luas dan komprehensif, pastinya akan banyak yang mengikuti pengajian online ini. Termasuk jika narasumber adalah tokoh panutan nasional, maka pastinya banyak dari warga yang ingin belajar lewat pengajian tersebut.Â
Sebut saja pengajian Gus Baha, di semua saluran medsos pasti ada, baik itu youtube, telegram, WA, ataupun saluran lainnya, ketika kita ketik dalam google gus baha misalnya, maka referensi pengajian kitab hampir terlihat dengan mudah, dan orang pun akan mengklik dan mendengarkan uraian yang disampaikan, disaat mereka suka dengan isi dan bagaimana penjelasannya, maka akan mencari terus jadwal pengajian online gus baha.Â
Sama halnya dengan dosen, sebagai seorang pendidik di kampus pun, dengan pandemi corona yang semakin meluas, maka dinamika pembelajaran pun menggunakan media virtual, namun ada beberapa kampus yang menggunakan aplikasi pembelajaran online karena tuntutan dari Dikti bahwa agar dokumentasi dalam pembelajaran kepada mahasiswanya terekam dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan, ini membuktikan bahwa kita juga harus siap untuk era revolusi industri, tidak bisa untuk dilawan, tapi untuk siap di manfaatkan teknologi yang ada dengan baik dan paham serta mampu menjalankannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H