Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ziarah Lokal Jejak Para Waliyullah

20 September 2020   10:45 Diperbarui: 20 September 2020   10:52 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada puluhan mobil berjamaah melakukan aktivitas berjamaah yakni ziarah lokal jejak para waliyullah di wilayah Brebes, Tegal. Mereka dengan sukarela membayar iuran transportasi karena ingin tahu lokasi mana saja yang akan di singgahi. 

Pastinya ada imam tahlil yang memimpin sejumlah ibu-ibu ini saat ke lokasi situs ziarah auliyah ini. Tak ada raut kesediaan dan ketakutan pada jamaah yang mengikuti kegiatan positip ini.

Mereka tabarukan dan ingin melihat sendiri situs itu, bukan cerita orang lain, tapi pengalaman sendiri dan di lakukan sendiri itu jauh lebih menyentuh hatinya dibandingkan nanti dapat cerita saja dari orang yang sudah sering ziarah.

Mereka juga membawa perbekalan yang cukup seperti air minum, air yang sengaja dibawa dan akan dibuka saat waktu berdoa sebagai air obat, nasi dan lauk pauk pun dibawa sama beberapa jajan sebagai pengganjal perut, pastinya mereka juga bawa uang receh, nantinya di sedekahkan dan dimasukn dalam kotak amal di makam situs wali tersebut.

Panitianya juga menyiapkan beberapa alat bantu suara agar jamaah saat mengikuti bacaan juga terdengar, ada juga jamaah yang bawa anaknya, tentunya karena sedang covid-19 semuanya membawa dan memakai masksr dan selalu CTPS bahkan ada yang membawa hand sanitizer. Tertib dan mematuhi aturan pemerintah. 

Penyelenggaran juga harus menyediakan sejumlah uang untuk biaya kebersihan kepada panitia lokal di situs tersebut, namanya tali asih atau uang terima kasih agar tetap merawat situs ini dengan baik. 

Para pedagang di lokasi situs jug kebagian rejeki karena dagangannya laku, beberapa minuman laris manis termasuk gorengan walaupun ada selisih harga tapi mereka tetap bayar dan tidak setiap hari, ikhlasnya luar biasa.

Nilai-nilai persaudaraan benar-benar terlihat dan tampak sekali, kerjasama yang kompak juga dimunculkan, harus patuh dengan pemimpinnya, harus disiplin mengatur waktu termasuk kepedulian sosial kemanusiaan pun terwujud, nilai lain adalah berbagi rejeki. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun