Prospek bisnis Pengisian Bahan Bakar Minyak seperti pertalite, solar, pertamax adalah bisnis orang berduwit, kenapa dikatakan harus berduwit, karena untuk bisa mendirikan SPBU maka dibutuhkan syarat dan ketentuan yang sudah dikeluarkan oleh pihak Pertamina.Â
Pengusaha SPBU yang bermitra minimal menyediakan dana milyaran sebagai deposit dan juga harus menyediakan lahan tanah yang bisa digunakan sebagai tempat penampungan BBM, ada ruang parkir, lahan luas untuk antrian BBM, ada rest area, ada fasilitas mushola, kamar mandi atau toilet bahkan ada juga yang menyediakan supermarket mini dan ruang untuk fasilitas ATM bagi dunia perbankkan.
Semakin tertata fasilitas SPBU nya maka akan semakin banyak mobil atau motor yang ingin mengisi BBM, terlebih lagi jika tempat pengisian berjumlah 5 titik, maka harus ada jarak antar titik tempat pengisian agar saat mobil truck atau mobil pribadi dan mobil umum tidak lama mengantri.Â
Terlebih lagi jika layanan petugas menggunakan SOP pertamina, dan jujur daat mengembalikan uang pengembalian, misalnya mengisi pertalite Rp 20ribu, ternyata penuh di Rp 18.500,- lalu petugasnya mengembalikan Rp 1.500,- dengan mengucapkan terima kasih Bapak/Ibu, sambil tersenyum dan menunjukkan jumlah literan yang sudah diisi, maka nasabah tak mungkin bergeser ke SPBU yang lain.Â
Pengusaha SPBU jelas pemodal besar, tidaklah orang sembarangan, mereka adalah orang berduwit dan pernah bermitra dengan Pertamina, kalau baru lalu mengajukan, pastinya akan berbeda dengan ketika kemitraan ini saling mengenal dan pihak satu dan pihak ke dua pun saling memahami kesepakatan atas perjanjian kontrak selama periode tertentu.
Di SPBU Situbondo misalnya, saat penulis mampir ke sana, selain memiliki SPBU, disekitar SPBU ada restoran, ada hotel dan ada toilet VVIP, dan Toilet dengan air panas dan dingin, selain itu mereka juga menatat fasilitas lain untuk istirahat bagi para pemudik yang ingin ke Pulau Bali, saat istirahat di SPBU ini terasa nyaman dan aman.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H