Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kata "Anjay" Jadi Viral, Bila Seseorang Tidak Tahu Makna, Dianggap Biasa

2 September 2020   07:16 Diperbarui: 2 September 2020   10:16 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa gaul dikalangan  remaja pastinya ada, termasuk dianggap oleh orang lain itu kasar, perasaan hati terasa pilu saat kebiasaan unggah ungguh bahasa jawa diucapkan, lalu ada orang lain dengan percaya dirinya pakai bahasa ngoko atau  campuran saat berkomunikasi dianggap lumrah atau hal biasa. 

Kata Anjay atau dikenal sebagai umpatan dari " Anj*ng" menjadi perdebatan yang sangat viral terutama di surat edaran komnas PA, sepertinya opini publik ingin paham surat tersebut, karena kata Anjay dianggap kata negatif dikandung maksud merendahkan seseorang dan masuk dalam kategori kekerasan non verval bisa dilaporkan sebagai tindak pidana. 

Publik harus tahu dan harus sopan santun dalam bergaul dan mengucapkan dimuka umum, apalagi kalau nitizen menjawab komentar atau opini dengan bahasa kasar, maka jelas akan mengundang pro dan kontra dianggap menghina atau pencemaran nama baik dan ragam pengaduan karena tingkah laku dan ucapan kata-kata kita yang tidak dijaga. 

Banyak bahasa kasar bagi orang ngapak, tapi saat mereka tahu maknanya, di kalangan remaja, saat diskusi dengan bahasa lokal banyak bahasa kasar yang disebutkan, tapi yang paham akan mengingatkan, jika tidak paham malah bertanya, itu tadi artinya apa mas, kenapa semua teman kita tertawa, saya kok ga paham maknanya. Jika tidak di artikan maka dianggap biasa. 

Saat bahasa ngapak disampaikan lewat handphone terus posisi kita di daerah lain misalkan di madura, maka orang madura pun tidak bakal paham artinya, sama halnya dengan kita saat orang madura berkata kasar, kitapun tidak tahu maknanya. 

Pro dan kontra memang hal yang wajar, namun secara prinsip adab dan tingkah laku harus menjadi pedoman hidup, makanya lewat pendidikan berkarakter sangat penting untuk penataan akhlak seseorang, unggah ungguh juga penting, termasuk merubah bahasa kasar menjadi bahasa yang mudah diterima semua orang, pilihannya adalah menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu dan pengucapan bahasa kasar dengan intonasi keras akan menjadi masalah bagi yang mengucapkan, sebaiknya hindari atau jauhi, walaupun kita tahu artinya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun