Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Khotmil Alfiyah Santri Assalafiyah Luwungragi

19 Agustus 2020   22:01 Diperbarui: 19 Agustus 2020   22:13 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orangtua siapa yang tidak senang ketika putra-putrinya telah dinyatakan lulus khotmil Alfiyah Ibnu Malik, bahkan pengasuhnya memberikan ijazah sanad yang dibacakan langsung kemudian santri yang sudah dinyatakan lulus melalui proses pembelajaran dan setor nadzoman kepada ustad atau ustadzahnya menjadikan santri ini memiliki daya penyimpanan atas hafalan semakin terlatih.

Lama-lama ada beberapa santri bisa menghafal dengan pola sungsang, maksudnya kadang kita menghafal dari urutan awal hingga akhir, dengan hafalan sungsang maka setoran hafalan dari akhir ke awal, ada juga yang diacak halaman dan baet nadzomannya. 

Kesemuanya proses menghafal ilmu nahwu dan shorof atau ilmu alat membaca kitab kuning harus dipelajari dan dihafalkan oleh para santri di pondok pesantren, wajar saja proses menghafal bagi para santri seperti halnya minum obat dari dokter, di mana tiap hari harus ada setoran yang diucapkan dan ditasreh oleh ustad yang mumpuni dan sudah melalui prosea lulus alfiyah ibnu malik. 

Nadzom Alfiyah Ibnu Malik karya Syekh Muhammad bin Abdullah bin Malik, merupakan sebuah karya yang sangat fenomenal, yang tidak akan pernah terhapus dalam khazanah intelektualitas pesantren. Khususnya pesantren salaf.

Kitab ini bertemakan tentang kaidah-kaidah gramatika bahasa Arab, seputar nahwu shorof, dan diantara keunikan dari kitab ini adalah penempatan kata-kata dan contoh dalam nadzom yang tidak sembarangan, melainkan mempunyai maksud dan isyaroh tersendiri. Semisal kalam-kalam hikmah, falsafah dan nasihat hidup.

Momentum belajar menjadi santri sangat jelas dengan proses pembelajaran yang intensif dan berkesinambungan, santri yang sabar dan mempunyai kemampuan menghafal tinggi pastinya tidak mengalami hambatan dalam menghafal, namun ada juga santri yang terkadang dalam menghafal juga terkendala, semuanya pembelajaran ini akan berbeda dalam menyelesaikan hafalannya.

Pesan pengasuh ponpes assalafiyah Luwungragi KH. Subhan Makmun kepada yang sudah lulus Alfiyah Ibnu Malik agar ilmunya diamalkan nanti saat kembali ke kamping halamannya, selama masih menjadi santri, harus tetap belajar dengan giat, jangan mls belajar apalagi malas menghafal, karena santri harus selalu menghafal nadzoman, nanyjnya akan mudah dalam belajar ilmu kitab kuning. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun