Generasi Berencana disingkat dengan Genre, sebuah generasi penerus bangsa yang selalu merencanakan berkeluarga dengan perencanaan yang matang, kalau terencana semua kebih mudah.Â
Contoh, menikahlah di usia ideal, terus kapan, jawabnya adalah bagi laki-laki usia 25 tahun dan perempuan adalah 20 tahun. Artinya jika mereka sekolah berarti sudah cumlaude kuliahnya bagi laki-lakinya, bagi perempuan berarti masih kuliah tinggal menunggu beberapa semester akan wisuda.Â
Usia ideal ini sangat bagus dari semua sisi baik kesiapan hidup, kesuburan, kesehatan reproduksi, dan emosi, walaupun kadang saja usia tersebut ada juga remaja yang masih labil dan emosi tinggi karena banyaknya masalah yang berada dibenaknya. Mereka bisa merencanakan hidupnya bersama pasanganya, namun kalau ada yang menikah masih usia diji atau usia anak maka kasihan pada nasib anak tersebut.Â
Walaupun ada beberapa orang tua zaman old meyakini bahwa anak perempuan segera ceoat menikah kalau sudah lulus SMA, kadang juga ada sejak SMP/MTS kemudian merasa yakut nanti kalau tidak dapat pasangan, akhirnya orang tua nya menjodohkannya lewat pertemenan orang tuanya, kadang juga tanya-tanya anaknya sudah sekolah kelas berapa, kok sudah besar dan bongsor belum menikah, nanti bisa jadi prawan tua lho, ya begitulah dinamika hidup di pedesaan dan kadang juga ada disebahian pinggiran perkotaan.
Orang tua harus selalu memberikan motivasj hidup, bahwa targetlah cita-cita yanv tinggi, kemauan dan kemampuan harus disiapkan, apalagi sekarang kan era digitalisasi, beda binget dengan zaman era sebelum ada internet, atau handphone, untuk berpacaran saja kadang susah, makanya jendela digital juga harus diwaspadai dengan derasnya informasinyang cukup dibuka lewat jari jemari kita tentunya harus ada kuota atau wifi yang terhubung.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H