Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

DIM Lampu Jadi Kode Unik Bagi Driver Travel Antar Kota

30 Mei 2020   11:51 Diperbarui: 30 Mei 2020   12:06 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lampu Jarak Jauh ( DIM) bahasa Inggrisnya High Beam, biasanya dipakai oleh para supir atau driver saat jalanan sepi dan tidak ada penerangan, tapi terkadang seperti saya juga pernah mempraktekkan dengan menyalakan saat ada kendaraan lain yang datang dari arah berlawanan, sehingga silau men, dan ini jelas mengganggu penglihatan bagi kendaraan yang lain saat bertemu. Bagaimana dengan anda, apakah pernah berperilaku seperti tersebut, apakah salah atau bisa disalahkan ?

Mestinya, lampu dim digunakan saat didepan tidak kelihatan atau karena ada kabut, itupun tidak harus dinyalakan terus menerus, kalau lampu dim mobil baru, semakin silau men, wajar kalau saya mengendarai mobil lama, selalu kalah dan harus mengalah saat berpapasan dengan mobil baru dan mereka menyalakan lampu jarak jauh, rasanya sewot, dikira jalan ini milik mereka apa yah.

Lampu DIM sebenarnya berguna untuk mengetahui pengguna jalan lain agar tahu keberadaan kita, seolah-olah bisa berkomunikasi, dengan pengemudi yang lain, misalnya akan menyalip atau saat ada operasi lalu lintas malam kemudian teman travel yang lain kasih kode unik dengan lampu DIM.

Wajar saja, jika kode DIM pun bisa digunakan bagi para supir travel plat hitam saat membawa penumpang antar kota misalnya travel menuju ke ibukota Indonesia di Jakarta, bayangkan jika ada ribuan mobil travel juga ingin usahanya berjalan lancar dan para penumpang juga harus kembali berusaha mencari nafkah di Ibukota, sehingga para supir pun harus melaju setiap hari membawa penumpang menuju Ibukota maka mereka jelas harus mengasah otak dan mencari solusi bagaimana cara agar bisa masuk ibukota dengan aman dan nyaman, apalagi saat pandemi covid-19 ini banyak aturan sangat ketat menuju ke jabodetabek, tentunya awalnya harus ujicoba dulu untuk mencari celah dilapangan, jika hari biasa sebelum ada covid-19 mah tidak mengalami kesulitan berarti, namun saat pandemi covid ini jelas harus putar otak sedemikian rupa, termasuk belajar mencari beberapa kode unik yang diketahui tidak oleh sembarang orang,hanya para driver komunitas saja dan tidak sembarang dibagikan, ini kode khusus untuk para driver travel, misalnya saat berpapasan, mereka akan bisa kedipkna beberapa lampu dim, antar supir ini akan paham, berarti itu mobil travel temannya dan satu paguyuban, kadang juga ada bunyi klakson sebagai salam persahabatan.

Saat musim pandemi ini, beberapa mobil travel tentunya harus jeli dan mencari peluang bagaimana caranya agar bisa masuk ke jalur yang dilewati aman, dan targetnya bisa masuk ibukota juga aman walaupun dengan aturan yang super ketat menuju jabodetabek, harus lolos dan selalu mencari informasi antar group bagaimana bisa masuk ke Ibukota, jangan sampai putar arah dan suruh pulang kembali, sudah rugi bensin, tenaga dan lainnya, maka pastinya ada solusi terbaik dari komunitas, aturan manusia kok, masa tidak bisa dicari celahnya, walaupun tetap saja memastikan para penumpang membawa surat ijin masuk dan surat keterangan sehat dari faskes, serta bawa dokumen yang dibutuhkan lainnya, asal target mengantar penumpang dari penduduk asal menuju ke jakarta bisa dengan aman dan nyaman.

Saat diberitahu sama temanku dari daerah basis pengusaha warteg Sidapurna Kabupaten Tegal malah kasih informasi, bahwa ada kode unik lewat DIM mas, dan tentunya supir harus cepat paham dan tahu caranya menggunakan kode itu di titik mana dan harus bagaimana cara agar lolos di perjalanan, prinsipnya harus bergabung dalam komunitas driver travel,  sehingga bisa saling berkomunikasi dan saling tukar informasi termasuk juga kalau ada apa-apa di jalan komunitas ini pastinya bisa membantu kesulitan saat diperjalanan, mereka sudah jejaring lewat group WA dan monitor dengan pihak tertentu, asal aman dan nyaman sampai tujuan, apapun pasti ada celah yang bisa diselesaikan dilapangan, yang penting dapur bisa ngebul.  

Bagi penumpang mah asal sampai ke ibukota harus bayar lebih tidak masalah, yang penting dijemput di rumah, diantar sampai tujuan, urusan pernak-pernik dijalan, diserahkan kepada driver, namanya hidup di perjalanan ya mesti banyak pernak perniknya, dan harus berjuang untuk menafkahi keluarganya dan tentunya ada resikonya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun