Bukan manis karena dicampur gula atau madu murni menjadikan minuman jadi segar, terkadang kita hidup mengalami pahit seperti minum jamu bratawali mahoni widaralaut, orang pelit pun di kehidupan kita bisa di katakan sebagai orang bakhil atau dikenal dengan BMW (Bratawali, Mahoni, Widaralaut dicampur dalam air lalu diminum, coba rasakan pastinya pahit sekali, bahasa jawanya pahit jetit).Â
Rekam digital juga sama, ketika kita sudah dipublikasi oleh seseorang kadang juga manis, kadang juga pahit, manisnya nama kita bisa cepat di ketahui melalui mbah google, orang bisa mudah mengenal kita dan berkomunikasi, akhirnya brand seseorang mengalami kenaikan sendiri karena kebiasaan mereka menulis di media online dan media cetak, saat tulisan kita ini menjadi ilmu dan dijadikan rujukan dalam tulisan seseorang berarti ilmu yang diikat itu bermanfaat bagi orang lain, amaliyah mengalir tanpa diketahui oleh pemilik tulisan tersebut.Â
Saat nama kita di tulis karena keburukan atau karena kita ada sesuatu peristiwa yang negatif, maka tidak terhapus walaupun orangnya sudah meninggal, beritanya masih bertengger di dinding maya yang tentunya bisa diakses dengan mudah oleh semua orang yang ingin mengetahui isi naskah tersebut.Â
Misalnya kita telah menyebarkan berita hoak, kemudian kita dibullying lalu ditulis oleh orang lain dalam sebuah rekam digital di media lalu viral berulang-ulang, maka dapat dibayangkan kalau itu ternyata tidak sesuai dengan kenyataan menjadi sesuatu yang sangat pahit bahkan menelan pil pahit saja tidak begitu terasa dibandingkan dengan mendapatkan berita nama kita dengan publikasi atas keburukan kita.Â
Contoh bagaimana kehidupan para artis kita di media televisi, sebagai public figure pastinya akan dijadikan rujukan oleh orang Indonesia dan ingin melihatnya, bahkan privasi yang harusnya tidak dimunculkan bisa berpeluang dimunculkan, ya itulah resiko dalam.sebuah status seseorang apabila sudah sangat terkenal, bidikan media pastinya memiliki daya ungkit uang menguntungkan dengan mempublikasikan mereka termasuk para tokoh politik dan beberapa tokoh nasional yang berpengaruh.Â
Sikap, gaya, perilaku dan ragam lainnya, bisa menjadikan orang lain ingin mencontohnya, begitulah kehidupan ini, kadang kita ini mengalami kondisi yang manis, kecukupan, kemewahan bahkan lebih dari mewah serba ada dan bisa diwujudkan, tapi prinsipnya jangan lupa bahwa dalam harta kita ini ada hak untuk orang lain yang harus diberikan, dan ada pertanggungjawaban atas harta yang kita dapatkan dan dikeluarkan.Â
Rekam digital juga akan bisa dilihat dari medsos yang kita punyai, semakin banyak group yang dimiliki tentunya semakin banyak info yang didapatkan, dan relasi pershabatan ataupun kadang bisnis yang diperoleh, karena manusia juga harus berinteraksi dengan kehidupan sosial, tidak boleh skeptis, apalagi ego yang dikedepankan.Â
Kita harus bisa memilah dan memilih sebuah informasinyang baru dan teliti sebelum menyebarkan atau kalau ingin tidak mengalami nasib yang berdampak bagi kita, ya ikuti nasehat imam ghozali pengarang kitab ihya ulumuddin, dimana penyakit hati seperti menghasut, ujub, riya dan takabur dihindari. Maka seiring dengan perkembangan zaman anda akan mengalami dan tidak tergerus dengan revolusi 4.0 yaitu Era digitalisasi yang semua serba dengan teknologi.Â
Mahasiswa, dosen, praktisi, pakar hypnotherapy, pedagang kaki lima, hingga para aktivis pegiat sosial dan linsek yang lain, harus siap bahwa rekam digital pasti harus diikuti, jika kita hidup di zaman sekarang ini, termasuk para peneliti dan penulis jurnal ilmiah msreka harus selalu update untuk mengisi karya-karya terbaiknua dari penelitian yang sudah dilakukan dan saatnya dipublikasikan, sehingga gerakan literasi semakin cepat dan orang untuk membaca dan menulis semakin banyak dan referensi bahan bacaan juga semakin terpenuhi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H