Bibit kejelekan yaitu hasud (iri hati), riya (beramal karena manusia), dan Ujub (menganggap dirinya hebat). Maka kita harus bersungguh-sungguh membersihkan hati kita dari sifat-sifat itu.Â
Demikian disampaikan oleh KH. Subhan Makmun dalam penjelasan Kitab Bidayatul Hidayah pada saat pengajian ramadhan di Ponpes Assalafiyah Luwungragi Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes, Senin (18/05/2020).
Terkait Hasud, Riya, Ujub, Takabur Kyai subhan menjelaskan, Hasud itu cabang dari asy-syukh (pelit yang sangat), sebab orang yang pelit itu pelit terhadap apa yang ia miliki terhadap orang lain, sedang Asy syakhih adalah orang yang pelit dengan nikmat Allah yang berada dalam kekuasaan Allah bukan dalam kekuasaannya atas orang lain.
Maksudnya, Hasud adalah orang yang merasa berat ketika orang lain mendapatkan nikmat dari Allah baik berupa ilmu atau harta atau dicintai orang banyak atau bagian-bagian baik lainnya hingga merasa senang terlepasnya nikmat tersebut dari orang itu walaupun ia tidak akan mendapatkan sesuatu dari hilangnya nikmat tersebut.
Hasud itu menggerakkan lima hal :
Pertama, Rusaknya semangat ta'at kepada Allah swt. Kedua, Melakukan maksiat dan kejelekan.Ketiga, Rasa cape dan mendapat kesusahan. Keempat, Butanya hati nurani. Kelima adalah Terhalang dan tidak akan mendapatkan apa yang diharapkannya.
Riya itu termasuk Syirik Khofi, riya adalah mencari tempat tinggi di hati para manusia agar mendapat pangkat dan keagungan. Cinta pangkat itu menuruti hawa nafsu dan kebanyakan orang rusak dengan ini, orang yang banyak ilmunya, banyak ibadahnya dan yang membangkitkannya adalah agar di lihat oleh orang-orang maka itu bisa melebur amal.
Ada orang yang sregep ibadah, terus ngarep-ngarep zakate itu bagian dari riya, termasuk misalnya bagi-bagi amalan dengan memberikan wirid, kemudian diminta mahar, seolah-olah itu amalan yang sakti mandraguna, bayar maharnya, itu juga bagian dari riya, termasuk mereka yang haji kemudian tidak dipanggil haji lalu sewot atau jengkelan lalu, Qori jika tidak salaman cium, maca alquran dengan tujuan dapat sesuatu itu juga bagian riya, sehingga tergantung keikhlasan seseorang.
Ikhlas itu bukan hanya ucapan dimulut saja, Â tapi mereka yang melakukan tindakan atau perbuatan yang nyata dan tidak ingin pamrih mendapatkan sesuatu. Ikhlas paling susah.
Riya itu banyak sekali macamnya dan dikumpulkan dalam lima macam yaitu :