Selama puasa ramadhan, tahun 2018 dan 2019, ada kegitan pertemuan membahas dokumen perencanaan bersama dengan teman-teman dibeberapa daerah dan kementerian, baik itu kementerian pendidikan, Kementerian Desa, Kementerian Bappenas, selama 3 hari kegiatan di Bogor, Hotel bintang 4.
Menu sajian buka puasa dan saur sangatlah lengkap, kalau di bilang gizi seimbang, pastinya  tepat, karena menu yang ada itu beragam lauknya, buahnya, minumannya, bahkan ada menu camilan, asal perut kita mampu untuk menikmati semua aneka hidangan yang ada, dijamin pihak hotel tidak melarangnya.Â
Teman-teman yang bergabung meeting itu tampaknya sangat cocok, buktinya habis dengan menu pembuka, dilanjutkan dengan menu kaya nutrisi seperti  makanan yang mengandung karbohidrat, vitamin A, Vitamin B, Protein Hewani, sampai aneka juice aja dari satu gelas habis, ganti juice berikutnya, kata sebagian yang datang, ini baru menu lengkap, sangat jauh dengan hidangan dirumah, namun namanya akomodasi yang lengkap, dan difasilitasi gratis malah dapat uang saku, jadinya dinikmati saja, sambil mengamalkan ilmu dapat rejeki tambahan.Â
Bagi mereka yang merokok, emang agak susah dihotel, karena hanya beberapa ruangan yang tertulis free smooking maka mereka yang ahli hisap ini akan bergerak bersama, bahasa kerennya mencari komunitas ahli hisap, dan berunding bersama sambil menyalakan rokok dari berbagai merk, rasanya makplong bagi mereka, karena lidahnya sudah sangat linu tidak menghisap rokok selama saat imsak saur hingga jelang berbuka puasa.Â
Paling bikin tertawa adalah, dari peserta yang ada kan ada yang wilayah Indonesia Timur, dan kita dari daerah waktu indonesia barat, jadi perbedaan WIT dan WIB, bikin meeting jadi gayeng, kenapa aku katakan demikian, karena jam mereka tidak diputar di waktu WIB, sedangkan Meeting di waktu WIB maklum Kota Bogor masuk zona WIB.Â
Disaat meeting masih waktu ashar, jam mereka sudah menunjukkan waktu berbuka puasa, selisih satu jam, maka mereka yang dari WIT, akan bilang, Bapak Panitia, ini waktunya untuj persiapan buka puasa, jam kita sudah menunjukkan jam hampir buka puasa, bagaimana kita sudai aja pertemuan ini, kalau pikiran kita mah tak masalah, tapi perut kita ini tidak bisa menyesuaikan waktu WIB, maka panitia pun harus menyepakati waktu WIT, hanya saja rapat malam harinya akhirnya ditambahkan satu jam, karena waktu istirahat untuk persiapan buka puasa bertambah dengan waktu WIT.Â
Saat Sholat Teraweh, mereka dari wakil WIT, masuk meetingnya lebih dulu, sedangkan kita yang WIB terlambat, karena yang digunakan teman-teman WIT adalah jamnya wilayah mereka, termasuk saat waktu saur, mereka datang lebih dulu, kata mereka lebih afdhol datang saat saur itu duluan, selain menunya lengkap, jika di akhir nanti tinggal makanan yang tersisa, banyak yang habis, wah berkah nih orang WIT.Â
Saat kita mau makan, hp mereka sudah bunyi adzan, lho kok sudah adzan, oh maaf kawan, handphone kita pakai waktu Indonesia Timur, disana sudah subuh, lupa saya setting, mohon dimaafkan, nih perut masih adaptasi dengan perbedan waktu kawan.Â
Namun, tahun ini kenangan setiap tahunnya biasanya diagendakan, tahun ini harus banyak di rumah, efek pandemi, selain bosan dirumah bukan hanya orang tuanya, juga anak-anak bosen, maklum biasanya ketemu dengan teman-temannya di sekolah, berinteraksi dengan temannya, harus dirumah terus, belum lagi tidak bisa ketemu pengajian dengan banyak jamaah di saat bulan ramadhan, hanya bisa mendengarkan live streaming, channel FB atau Youtube, namun tidak bisa tatap muka dan bersalaman dengan guru-guru ngaji kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H