Tidak Mudik, Jaga Keluarga tersayang dengan tidak mudik dan tidak piknik. Uang pecingan atau angpo jadi utuh, jadi ga seru.
Selain itu, kebiasaan membeli Sirup, gula pasir, Aneka Biskuit serta oleh-oleh khas daerah jadi dibatalkan, Anjuran BNPB orang yang masih di perantauan tidak mudik, itu lebih baik. Versi sebagian pemudik, uangnya sendiri, dapat THR lagi tapi ga boleh mudik, corona bikin tidak happy, sedih memang.Â
Harusnya menjadi moment penting minta maaf lahir batin, suruhnya berada dirumah ssja, lah nilai-nilai silaturokhim jadi hilang, apa diubah saja jadi model zoom, dengan menggunakan aplikasi digital, wah ga pol.
Mereka yang biasa memanfaatkan moment puasa dan lebaran menjadi media dakwah untuk bersilaturokhim jadi berkurang, biasanya ada acara halal bi halal nanti biasa hilang lagi, acar reuni banyak yang ditunda, warung makan jadi sepi dan tutup. Ekonomi  dan nilai-nilai ukhuwah islamiyah bisa semakin meredup.
Apalagi kalau nanti ada larangan tidak cuci mata lewat rekreasi dengan tidak piknik di obyek wisata, biasanya obyek wisata mengharapkan banyak pendapatan saat lebaran, maka pupus sudah target PAD yang harusnya didapatkan.
Wabah pandemi corona menjadi semakin meredupkan sendi-sendi perekonomian baik pelaku usaha mikro, kecil dan menengah sangat terdampak, belum lagi banyak agenda yang tertunda, pengalihan anggaran dari kebutuhan wajib menjadi dialihkan ke cegah virus corona karena harus diatasi dengan segera dan super cepat, apalagi virus yang mau dilawan tidak kelihatan kasat mata, belum ketemu vaksinnya lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H