Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Masker Wajib Dipakai Saat ke Faskes

7 April 2020   09:14 Diperbarui: 7 April 2020   09:44 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masker dalam bentuk apapun harus dipakai saat anda mau periksa, mengantar dan berkunjung ke Fasilitas Kesehatan (Faskes), kalau tidak ya pilih kembali esok hari, artinya mau mentaati aturan atau melanggar aturan, ada konsekuensi tersendiri. 

Dok Gus Syafa
Dok Gus Syafa
Gerakan memakai masker menjadi trending topik di sejumlah media, mengalahkan disinfektan, sama cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir. 

Sebagian orang ada yang patuh memakai masker dan ada yang belum mau memakai masker, dulu kalau mau bicara pakai masker dianggap tidak sopan santun, karena tidak terlihat wajahnya semua, sehingga petugas medis terlihat sopan santun tidak kelihatan pakai saat mulut dan hidungnya dikasih masker, tapi karena situasi pandemi inilah apapun teori bisa berubah dengan cepat. 

Ketemu orang tidak salaman itu dianggap tidak sopan, karena sudah kebiasaan bersalaman saat ketemu,maka secara reflek ingin salaman, tapi corona ini menjadikan perilaku yang sopan santun berubah menjadi tidak salaman lagi.

Dok Lukman
Dok Lukman
Kalau anda ingin dapat rejeki banyak maka perbanyaklah silaturokhim, artinya berinteraksi sosial ini bisa menjadikan banyak berkah bagi kita, bertambah teman, bertambah informasi, bertambah rejeki, sekarang saat covid19, suruh dirumah saja, jika ada keperluan mendesak harus pakai masker dan cuci tangan pakai sabun, datang dikantor manapun sudah disediakan CTPS, apakah seperti ini akan terus berlangsung.

Rapat semua dengan model digitalisasi, WFH pun digitalisasi dalam bekerja, sampai musrengbangkab pun harus live streaming, luar biasa memang imbas virus corona dalam merubah tabiat seseorang, dari hidup yang serba aman, nyaman, berubah menjadi serba panik, was-was, peraturan sedemikian cepat harus ditaati, edaran pun harus dikirim lewat digital.

Pengalihan anggaran untuk cegah virus ini sudah dilakukan, kurang ya tambah lagi, karena menjadi fokus utama, ya informasi yang lain jadi pilihan saja, semua terkonsentrasi dengan covid ini. Orangtua harus belajar lebih banyak dan bersabar dengan mendidik anaknya di rumah, bersentuhan ilmu dengan gurunya semakin berkurang. 

Acara hajatan harus serba minimalis, akad nikah selesai tasyakuran dipending, walimatul ursy ya seadanya, serba darurat, jika melanggar kena semprit dari aparatur dianggap melanggar aturan pemerintah. Wajar saja pelaku usaha dari mulai hiburan, entertain, maupun dunia musik dan catering semakin tidak berdaya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun