Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Covid-19, Makam Gus Miek Ploso Sepi

24 Maret 2020   17:53 Diperbarui: 24 Maret 2020   17:56 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana hujan besar disertai angin kencang dan bunyi petir di makbaroh KH. Hamim Dzajuli (Gus Miek) dan Nyai Hj. Lilik S Gus Miek (Nyai Miek) menambah khusyu pelaksanaan yasin dan tahlil. 

Namun karena efek virus corona, makbaroh di komplek ini menjadi sepi, walaupun ada beberapa warung kopi dan kitab buka di sekitar kompleks makbaroh. 

Luasnya makbaroh di Kompleks Tambakboyo, menjadikan nyaman bagi para peziarah untuk parkir di kompleks makbaroh ini. Pengelolaan makbaroh ini diwadai dalam Yayasan Jantiko Mantab, sehingga banyak perubahan fisik bangunan, dari mulai atap, lantai dan intetior di semua makam waliyullah ini. 

Mengutip di tribunnews.com, dijelaskan bahwa KH Hamim Djazuli atau Gus Miek wafat 24 tahun lalu. Kiai kharismatik itu dimakamkan di Dusun Tambak, Desa Ngadi, Mojo, Kabupaten Kediri.

Setiap hari makam Gus Miek selalu ramai didatangi para peziarah. Mereka dari berbagai wilayah di Jawa Timur maupun provinsi lain di Indonesia, bahkan luar negeri.

Selama Ramadan jumlah peziarah ke makam Gus Miek makin banyak. Mereka mengirim doa dan mengaji Alquran di makam Gus Miek yang wafat pada 5 Juni 1993 silam.

Khusus bulan maret 2020 seiring dengan pandemi Covid-19, terasa sangat sepi dan sangat berdampak bagi pedagang karena kebijakan pemerintah agar warga tunda kegiatan ziarah, sebaiknya dirumah saja, namun tetap saja pedagang berjualan sambil berdoa semoga rejekinya tidak tertukar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun