Mas, motormu kok ora tau adus, sudah pakai sepatu, bajunya bagus lagi, tapi motore kempruh, dijawab, iya mas..maklum wayahe udan, ga sempat mencuci motor, lagian motornya tidak baru amat, dijawab dengan gaya ngeles.Â
Sahabat, sebenarnya ada dua makna dalam tulisan diatas, pertama dalam kehidupan kita makna bersih menjadi ciri bagi kita sendiri, lingkungan kita, termasuk daerah yang kita huni. Bahkan disemua kitab kuning pada bab fiqh, pertama kali adalah babul thoharoh, bab yang menerangkan tentang sesuci. Bersih badannya, bersih hatinya, termasuk saat rumahnya banyak debunya, maka harus dibersihkan. Sampah berserakan ya harus do bersihkan dan dibuang ditempat yang benar, tidak membuang putung rokok sembarangan, artinya kita ini harus selalu menjaga kebersihan.Â
Bersih di motor, berarti kondisi kotoran yang melekat akibat air hujan atau kecipretan air yang tergenang, atau kita melewati daerah yang jalannya becek lalu di dalamnya ada air yang masih tergenang maka dipastikan motornya akan kotor. Cara membersihkannya dengan dicuci sendiri atau di cuci di jasa pencucian motor. Pastinya akan berbeda hasilnya antara mencuci sendiri atau cuci di jasa pencucian motor, karena kelengkapan alat dan kualitas air, termasuk ketelitian.
Sebagian pemilik kendaraan saat motornya kotor sekali maka pilihannya membayar Rp 10ribu nunggu 1 jam sambil update status sudah kinclong kembali, rasa percaya diri akan semakin meningkat seiring motornya sudah mengkilap. Dibawa ke acara pernikahan pun terasa percaya diri..Â
Makna kedua, dari mencuci di tempat pencucian adalah berbagi rejeki, maksudnya agar perputaran ekonomi masyarakat semakin meningkat, uang yamg kita kasihkan kepada jasa pencucian ini akan meningkatkan pendapatan hariannya, artinya income pengelola juga naik, yang bekerja juga gembira karena tidak merasakan letih dengan datangnya motor silih berganti, dampaknya banyak cucian tumbuh subur seperti halnya usaha laundry dan bengkel motor.Â
Pasang surut usaha pasti ada, sepanjang pengelola usaha tersebut memberikan layanan terbaiknya, dan harganya terjangkau, kecepatan dalam melakukan proses pencucian dan saat dilihat bersih, maka konsumen tak akan ingkar janji, datang terus untuk cuci motor agar kinclong, mereka akan menjadi pelanggan setia, tahu kan jika sudah setia tak pernah mau mendua, apalagi gonta ganti lokasi.Â
Musim penghujan menjadi berkah bagi juru cuci motor, semakin naik jumlah pelanggannya, semakin banyak rupiah yang dimasukan dalam dompet pengelola. Tak apalah baju dan tubuh terkena air cucian, walaupun terkadang kaki dan tangan terkena jamur di oles obat langsung hilang, resiko dalam bekerja tetap dinikmati sebagai bagian dari hidup.
Jadi kesimpulan dari tulisan ini adalah jangan suka kempruh (hidup kotor), selagi motor anda kotor, segerakan di cuci, jangan ditunda, mau cuci sendiri atau bayar orang lain, semakin anda terlatih dan biasa dengan sikap tak pernah menunda, maka akan terpatri dalam sikap dan tingkah laku anda, dampaknya trust anda semakin kuat. Berbagilah rejeki untuk orang lain, agar pertumbuhan ekonomi masyarakat juga meningkat.Â
Semangat pagi, berbagi tulisan untuk gerakan literasi, bangunlah negara ini dengan kerja...kerja...kerja..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H