Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Aja Kagetan, Gumunan, atau Aleman

11 Februari 2020   10:45 Diperbarui: 11 Februari 2020   10:45 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aleman (dok lektur.id)

Wong jowo dalam memberikan pitutur atau nasehat sangat bermakna dalam bahasa gaulnya bahasa membumi, banyak makna tersirat dan tersurat, wajar saja menjadi unik dan menarik ketika sebuah kata-kata pitutur tersebut kemudian diinterpretasikan atau di ejawantahkan dalam bahasa komunikasi sehingga kita ini mengenalnya makna tersebut. 

Menulis rutin dikompasiana, satu hari bisa sampai lima hingga sepuluh opini, sebagian kaget kok bisa, emang sipenulis tidak punya aktivitas sibuk apa yah, jangan-jangan menganggur, sehingga nulisnya seperti orang yang tidak punya pekerjaan. Sebagian kaget karena kalau menirunya terkadang tidak mampu, yo ojo kagetan tur gumunan. 

Mereka yang sregep atau rutin menulis itu menganggap bahwa yang ditulis bukan menjadi beban beratnya, malahan eksplore tulisannya semakin menambah sensitivitas dalam pikirannya, berarti ciri-ciri orang produktif, bisa membagi waktu luang dan tidak merasa cules atau malas dalam mengeluarkan ide-ide kreatifnya. 

Makna kagetan itu kalau diartikan dalam bahasa Indonesia adalah terperanjat atau heran atau bisa dimaknai terkejut. Kalau gumunan mengandung maksud heran. Jadi bahasa padanan heran itu biasanya diwujudkan dalam bahasa gaul " Kok Bisa" atau ada istilah Ajib atau Hebrink. Kalau bahasa yang sering diucapkan sama khairu adalah " Ngeri" 

Namun berbeda dengan aleman atau manja, apa-apa nanya, ga paham sesuatu kemudian nanya, ini sih apa, kenapa bisa begini, solusinya gimana, prinsipnya nanya melulu, mestinya usaha dulu, kemudian kalau tidak paham lalu tanyakan ke ahlinya. Belum apa-apa selalu bertanya, padahal buka google aja terkadang sudah terjawab, karena males maka yang muncul adalah aleman. 

Seseorang yang aleman atau manja, mintanya disajikan dan minta bantuan terus, kalau ada orang yang dianggap cepat merespon maka orang aleman ini akan selalu minta solusi sampai persoalannya didapatkan, saat persoalan didapat, baru orang tersebut akan tersenyum terkadang juga hatinya tentram tidak gunda gulana. 

Tipe aleman akan sulit dalam kemandirian, apalagi mau jadi orang yan multitalenta, maka prosesnya semakin lama, bagi yang suka tantangan dan tidak mudah bertanya maka dia sudah melampoi sikap aleman atau manja. 

Sikap gumunan, kagetan dan aleman harus dibuang sedikit demi sedikit, selalu mencoba sendiri, jika ada kesalahan sedikit minimal sudah mencobanya, jika belum apa-apa kemudian sudah pasrah, maka potensi aleman semakin meningkat, saat orang aleman bisa satu peringkat saja, dia akan mudah kaget dan terheran-heran. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun