Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tukang Bangunan pun Naik Haji

9 Februari 2020   08:51 Diperbarui: 9 Februari 2020   08:52 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi (dok manaberita.com)

Tahun 2007, ini adalah haji pertamaku dan mendapatkan amanah sebagai ketua regu saat itu, harus mendampingi 11 calhaj yang harus dipastikan kesehatan saat berangkat ditanah air-tanah suci-kembali ke tanah air lagi, jika ada apa-apa terhadap calhaj yang didampingi, harus melaporkan kepada ketua rombongan hingga sampai ke petugas haji yang berada di kloter. 

Hal yang menarik adalah dari anggota jamaahku ada satu orang yang sangat energik dan aku beranikan tanya pekerjaan selama ini, dia menjawab saya kerjanya tukang bangunan.

Terbesit dalam pikiranku, luar biasa perjuangannya, hingga bisa mendaftar haji dan berangkat haji, dan saat ditanya kemudian, kalau nanti sudah berhaji, apakah masih melanjutkan aktivitas sebagai tukang bangunan mas kaji, dijawab dengan penuh semangat, ya masih toh mas kaji, itu pekerjaan utama saya, dan tidak malu walau sudah berangkat haji, haji kan kewajiban saya sebagai muslim, dan saya kumpulkan setiap hari untuk menabung dirumah hingga terkumpul biaya haji per orang Rp 20 juta saat itu. Kebijakan BPIH Rp 25jt setelah tahun 2007 dimana kita ini berangkat, ungkapnya sambil meneteskan air mata. 

Saya merasa bahagia mas kaji, karena jarang ada tukang bangunan naik haji, tapi ini bukan riya gih mas kaji, motivasi awal adalah setiP tahun saya minta didoakan sama calhaj yang mau berangkat, saya usahakan datang ke ruah mereka untuk silaturokhim dan permintaan satu semoga cepat mendpatkan pannggilan dari Allah lewat tawasul calon jamaah haji yang mau berangkat, dalam batin saya, Allah akan mengabulkan doaku naik haji. 

Sejak tahun 2005 sudah mengumpulkan dari upah mingguan sebagai tukang bangunan, sedikit demi sedikit, sembari menanam bawang merah di sawah milik mertua, doa tetP dipanjatkan agar ikhtiar dalam berusaha di bawang merah tidak mengalami kegagalan, ternyata Allah mengabulkan permintaanku, uang dari sisa upah yang disimpan setiapinggu bisa ditutup dengan hasil bawang merah dan saat itu harga bawang merah agak lumayan bagus. 

Lega rasanya bisa mendaftar haji di kemenag pada tahun 2005, dan antrian tidaklah lama, hingga tahun 2007 ada panggilan untuk belajar manasik dan saat itu saya dan istri harus berjuang untuk menyimpan uang lagi untuk pelunasan dan uang saku serta menyediakan oleh-oleh bagi sanak keluarga. Semua ikhtiar yang dipanjatkan ternyata dikabulkan, merasa dimudahkan dalam menjalankan ibadah haji . 

Perjalanan haji dilaluinya, berterima kasih kepada Allah SWT yang telah mengabulkan doa dan juga sama ketua regu, walaupun usiany berbeda jauh namun ilmu dan wawasan dalam mendampingi haji sangat luas dan cekatan. 

Hingga sekarang, temanku haji ini, tetap bekerja sebagai tukang bangunan, dan istiqomah mengaji di kyai yang jadi panutannya, termasuk mengikuti jamiyah haji rutin. Setiap hari raya, selalu bertemu silih berganti, yang muda kadang ke yang tua, dan yang tua juga kadang ke rumahnya yang usianya muda. 

Hikmah apa sih yang bisa dipetik 

Pertama, mata pencaharian apapun bis saja menjadi wasilah naik haji, asalkan bekerja keras dan mau menyisihkan sebagian uangnya untuk ditabungkan haji. 

Kedua, ada semangat untuk berangkat haji, ini artinya ada keniatan yang luar biasa dan ikhtiar berdoa baik melalui doa sendiri, silaturokhim kepada para tamu Allah yang mau berangkat ke tanah suci. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun