Ada tahu, tempe, daging sapi, tempe tempe bumbu gula manis pedes, dan masakan kentang plus jengkol. Begitu ragam berkat yang diberikan shohibul hajat kepada jamaah walimatus safar atau walimatul ursy.Â
Jika dilihat dari kandungan gizi jelas sangat bergizi, ada karbohidrat, protein hewani, dan nilai gizi lainnya . Tingkat kehadiran walimah dikampung atau dikota masih mayoritas, mau undangan walimah pagi, sore maupun malam hari, asal cuaca tidak hujan, tingkat kehadiran sangat baik.Â
Dunia catering lebih diminati oleh mereka yang hidup diperkotaan, namun bagi mereka yang hidup di desa model pesan catering dianggap tabu, malahan mereka memilih mengolah bahan baku yang ada dengan meminta tetangga, famili untuk senoman atau gotongroyong dalam memasak di dapur, baik memasak nasi, lauk pauk, sampai menyiapkan berkat semua orang saling bantu membantu, tanpa harus dibayar, cukup dikasih jajan atau berkat senoman.Â
Ada beberapa desa juga punya juru masak untuk acara walimahan atau sunatan atau hajatan, mereka dibayar model harian atau borongan. Wajar saja jika orang kauman Brebes atau warga pesantunan banyak kaum hawa yang memiliki ketrampilan memasak dan kalau masakannya enak dan orang yang mencicipi memang benar bahwa masakannya enak, maka jadwal juru masak akan sangat padat jobnya.Â
Juru masak harus menguasai mengolah daging dan snack, mereka paham bagaimana ukuran bumbu dan nasi yang harus disediakan. Jika butuh 150 berkat maka juru masak ini akan paham berapa beras yang disediakan, berapa beli daging sapinya, termasuk tempe dan tahu yang beli di pasar.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H