Tahun 2015 adalah kejayaan batu akik, sebagian orang memburu untuk mendapatkannya, mereka rela membayar sejumlah uang tertentu bila barangnya sesuai pesanan, bahkan ada beberapa ASN sengaja memiliki batu akik sesuai dengan warna baju kerjanya, wajar saja bila hari aktif kerja batu akiknya akan disesuaikan dengan baju seragamnya.
Jika hari kamis misalnya pakai batik khasnya, maka pakai batu akik yang dipakai adalah jenis klawing purbalingga, bila baju yang dipakai putih, maka batu akiknya jenis blue sapir, begitulah irama yang menurutnya ini adalah brand.
Sementara itu, di beberapa perempatan jalan saja, saat demam batu akik, banyak berjejeran orang jual batu akik saat tahun itu, benar-benar orang dihantui dengan batu akik, bongkahan batu di gunung pun dicari, kali-kali ada batu unik yang bisa disulap jadi batu akik.Â
Bahkan oleh-oleh yang biasanya saat trip ke kota tertentu di luar jawa, maka cukup mintanya batu akik bahan saja, apapun batu yang berasal dari daerah yang dikunjungi, maka hal yang dibicarakan saat kunjungan, "mas disini batu akik khas yang digemari dan unik namanya apa?", "apa mas punya koleksi?" atau kenal dimana beli batu khas daerah sini, sebut saja kalimantan selatan, saat berkunjung ke martapura, ya dicari adalah batu martapura yang asli, kalau bisa yang zaman dulu batunya dan unik.Â
Hanya butuh waktu setahun saja, beberapa pengusaha batu akik yang ndadak, alatnya sudah tidak digunakan, bahkan dibiarkan disimpan dirumah, dengan harapan tahun 2020 atau 2021 akan boming lagi, sehingga usaha batu akik bisa menggeliat.Â
Sebelum batu akik, anthorium gelombang cita pun sempat heboh atau ngehits banget, semua orang jatuh cinya dan pengin menanamnya dirumah, bahkan ada halaman rumahnya sebagian ditanami gelombang cinta, ada yang mencoba menaruhnya dalam pot rumah, karena khawatir di curi orang, pot pun di mauskan ke dalam rumahnya, saat pagi baru dikeluarkan lagi biar mendapatkan cahaya matahari, mereka rela berjam-jam untuk merawatnya, wajar saja perhiasan dirumah pun dibiarkan di taruh di almari, mereka fokus di tanaman ini, khawatir puluhan juta raib di gondol maling.Â
Sekarang, orang sudah tidak melirik tanaman ini, dikasihkan saja sudah tidak semenarik yang dulu, pengusaha kebun yang ada ditanah pengairan atau PJKA saat itu, betul-betul laris manis, dari mulai pupuknya maupun bunga yang lain.Â
Siapa orang yang tidak tertarik, sekelas anthorium jenmani kobra berhasil dijual senilai Rp 250jt, namun skenario bisnis ini langsung tumbang, dan akhirnya demam batu akik yang muncul paska tanaman heboh ini.
Dunia kicau mania pun sama, dulu harga love bird meroket, seiring love bird bisa diternakan dan mudah di dapat induknya maka harga love bird pun langsung meredup, kondisi pasar belum bisa menjamin kondisi stabilitas harga burung kicauan, berbeda dengan burung murai, kacer atau perkutut, masih stabil, akan naik harganya jika menang terus di kontes burung berkicau, dan indukan yang menang itu jika diternak akan menghasilkan bisnis yang menggiurkan.
Hanya saja mesti menjadi incaran pencuri, karena mengambil burung berkelas, tentunya jika dijual akan laku keras, jika dibuat bantingan harga pun orang akan paham mana burung berkelas dan mana burung yang belum pernah ikut lomba.Â
Tidak ada yang abadi dalam sebuah bisnis apalagi jika sudah ngehits maka dipastikan akan meredup dalam beberapa tahun berikutnya, kata kuncinya adalah bagi para pebisnis atau pemburu peluang usaha, dan mereka yang punya modal usaha dipastikan mereka akan untung dengan fenomena ngehits seperti ini, tapi bagi anda yang baru berusaha, sebaiknya carilah bisnis yang sudah umum, tapi berikan layanan terbaik dan kompetitip harga supaya para pembeli itu tidak kecewa.Â