Pisang Klutuk, sebutan dikampungku, pisang liar, mudah tumbuh, spesies pisang yang masih ada bijinya, diminati oleh para penjual rujak tumbuk atau rujak uleg. Kalau masih kecil dibuat rujak sedikit ada pahitnya, tapi kalau sudah jadi rujak tumbuk atau rujak uleg rasanya tak diragukan lagi, mak nyus.Â
Bahasa latin pisang klutuk adalah musa balbisiana, saat aku masih kecil, hampir separo tanaman di pekarangan dienuhi dengan pisang ini, tiap hari orang mencari daun pisang klutuk, termasuk jantung pisang klutuk, saat mau di urab, jantung pisang bisa dibuat untuk sayuran dan juga untuk urab, selain gurih juga lentur.Â
Era tahun 1970an, sebelum bungkus makanan nasi dikampung-kampung pakai kertas, mereka paling senang dengan bungkus daun pisang klutuk dan daun jati. Wajar saja dibeberapa pekarangan warga pisang klutuk dibiarkan hidup, dan tidak dirawat layaknya pisang susu atau lainnya, pisang ini tahan terhadap penyakit pisang seperti bosok atau daunnya rusak.Â
Selainnya daunnya tidak mudah robek, pisang ini bisa tumbuh sampai 2 meter, dengan lenar 0,6 meter, semua pisang itu akan mati, jika sudah punya buah, lalu setelah buahnya masak, dan ditebang maka induknya akan mati, saat pohon pisang keluar pisang, maka disebelahnya akan muncul anak pisang yang mencingis, disaat anaknya sudah sedikit besar, baru induknya akan mengeluarkan buah pisang.Â
Walaupun dagingnya berwarna putih dan didalamnya banyak bijinya, bagi hewan bajing sangat menyukainya, wajar saja terkadang kalau ada pisang klutuk sudah masak, maka ada codot atau bajing akan memakannya secara perlahan-lahan, jika pemiliknya jarang datang dikebun, ya habis pisang yang masak ini.Â
Pisang kluthuk dijadikan  sebagai obat sariawan, termasuk obat mencret, bahan pakan burung dan juga untuk pakan kambing, bahkan dibeberapa daerah buah pisang kluthuk bisa untuk mengobati wasir, mengobati rambut rontok, ternyata di pisang kluthuk itu ada Zat tanin dan saponin dalam pisang ini akan memperkuat saluran pencernakan, menekan pertumbuhan bakteri patogen; wajar saja jika mereka yang makan rujak kluthuk akan aman dikonsumsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H