Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tebalkan Tanggul Sungai dengan Gebyok

14 Januari 2020   18:13 Diperbarui: 14 Januari 2020   18:16 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada cara unik yang dilakukan oleh warga Desa Karangsambung Kecamatan Losari Kabupaten Brebes, lewat Gebyok bambu dengan dianyam, dikasih pasir nanti akan menjadi tanggul yang kuat dan bisa untuk penahan banjir. 

Gebyok dipasang 6 meter dari bibir sungai, panjang ke atas bantaran mencapai 15 meter, lalu dipasang di bantaran sungai untuk menjaring tanah, pasir dan lumpur yang nantinya secara otomatis akan menebalkan tanggul itu sendiri. 

Kegiatan seperti itu dilakukan secara swadaya, warga secara sukarela membeli pasir dan bambu, lalu tenaga kerja secara sukarela dengan harapan tanggul yang ada dan tampak longsor bisa terantisipasi untuk pencegahan kebocoran saat derasan air sungai di musim hujan, dan ini bagian dari mitigasi bencana. 

Biasanya untuk meninggikan tanggul, maka talud diperbaiki dengan menaruh batu yang diikat dengan kawat, dikenal dengan pemasangan batu ditalud, dibutuhkan waktu yang cukup dan biaya lumayan banyak. 

Yang lain lagi adalah melalui alat berat lalu daerah yang terdampak tersebut beberapa tanahnya di keruk lalu di padatkan, inipun butuh pekerjaan para insinyur atau ekerja yang ahli karena menggunakan alat berat dan biaya yang cukup lumayan.

Ada juga yang biasa dan sangat tradisional adalah mencari karung lalu dikasih tanah kemudian karung tersebut di tumpuk beberapa meter, dan ini yang sering dilakukan oleh warga secara bergotongroyong, namun sifatnya sementara, biasanya agar tanggul tidak cepat ambrol, dikasih tanaman bambu karena tanaman bambu yang hidup ini bisa menjadi penahan banjir yang alami. 

Kalau di laut biasanya ditanami pohon mangrove atau api-api, tujuannya untuk menyelamatkan arus deras air agar tidak terjadi abrasi atau intrusi air laut yang meluas. Sayangnya beberapa orang sering membabat pohon mangrove untuk bahan baku kayu bakar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun