Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Usil di Usia Anak, Boleh atau Tidak

13 Januari 2020   17:46 Diperbarui: 13 Januari 2020   17:46 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Usil (Dok janethes.com)

Kalau ada anak yang berada di satu kamar atau kelas dan selalu ketemu, maka kata usil pasti terjadi. Usil saat tidur di kasih spidol, wajahnya dicoret-coret oleh temannya, bahkan ngerjain teman sekamar dipastikan terjadi. Kerap terjadi usil di saat menjadi santri di ponpes, kalau ngaji ngantuk, maka temannya ngerjain yang ngantuk biar bangun, bahkan ada yang sedang ngaji terus santri ini ngantuk, temannya membiarkannya, kadang ada yang usil, disiram air biar bangun. 

Di kelas juga para pelajar sering usil sama temannya, mereka akan marem kalau teman yang kena usil lalu kebingungan atau ditertawakan sama temannya, nulis dikertas terus ditempelkan di punggung, tujuannya biar dibaca orang lain, kalau yang ditempel bikin malu, rasanya yang usil begitu gembira. 

Usil itu mengusik, saat pulang madrasah misalnya, satu sandal temannya di tendang biar yang punya temannya mencari, atau sandal kirinya di sembunyikan temannya, bahkan ada yang usil spentil sepeda motornya di ambil, ban jadi kempes, lalu spentilnya dihilangkan. 

Anak siapapun jika diusili sama temannya, pasti emosi, kalau misalkan di pondok, bikin anak jadi ga betah, kalau di sekolah bikin anak ga jadi sekolah, yang rugi mesti pihak orangtuanya dan si anak tersebut. 

Bisa saja anak yang dibikin usil marah atau emosi, akhirnya bertengkar, kalau tidak didamaikan bisa ada yang jadi korban, Beberapa anak yang usil kalau ditanya sama pengurus atau misalnya gurunya bilangnya bercanda pak/bu.

Usil itu bisa jadi berbahaya, apalagi kalau disengaja ngerjain temannya, misalnya spentil motor atau sepeda onthel di buat kempes saat jam istirahat, karena di parkiran tidak ada CCTV maka sulit untuk mengetahui siapa yang bikin usil, bayangkan anak tersebut harus mencari tambal ban, padahal sekolahnya berada di pedalaman atau pegunungan. Sudah lelah dan bikin emosi lagi, belum lagi kalau si anak tidak bawa uang untuk tambal ban. 

Usil yunior di ospek dengan di jemur padahal anak ini tidak bersalah, kalau pingsan dan bisa meninggal dunia, terus siapa yang bertanggungjawab. Usil bikin emosi lho....

Anak usil bisa saja terjadi, misalnya ayahnya sering main HP atau saat pulang buka laptop terus, waktunya bermain dengan anaknya seolah-olah tidak ada, kalau suatu anaknya usil misalnya handphone ayahnya di masukan ke dalam gelas yang berisi air, atau misalnya laptopnya diinjak sama pecah bahkan di jatuhkan dengan sengaja sama anaknya, bagaimana sikap orangtuanya, mau marah atau emosi itu anaknya sendiri.. ya cuma bilang waduh...laptopku atau hapeku....tamat deh riwayatnya, sambil cekel jidad dan kukur-kukur kepala. 

Walaupun anak usil itu dianggap cerdas dan kreatif, tapi kalau berbuat negatif kepada orang lain itu namanya tidak baik, sifat yang tidak baik janganlah di tiru. Jadi usil itu kesannya negatif, jangan ditiru oleh siapapun. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun