Beli polybag kiloan di halaman toko mitra tegal untuk ditanami sirih merah, dikasih tanah di dalam plastik tersebut, lalu sirih merah yang ada akarnya dipotong dikit-dikit, lalu di tanam di tanah yang sudah dimasukan di polybag, langsung tumbuh subur, kalai dijual dapat untung, kalau tambah hari maka tambah daun, harganya semakin mahal. Gimana menurut anda sahabat, apalah tertarik dengan budidaya pakai polybag.Â
600 SM sirih merah dikenal sebagai obat antiseptik, dan hidup di iklim tropis, wajar saja selain pohonnya unik, ternyata banyak manfaatnya, ini yang bikim istri senang dan punya hobi dengan menanam tanaman obat ini, sudah ada puluhan polybag yang sudah tertanam sirih merah ini dan tumbuh dengan subur.Â
Sirih Merah menurut Pakar
Karel Heyne, ahli botani Belanda, dalam bukunya, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid II, Cetakan I, Penerbit Yayasan Sarana Wana Jaya Jakarta: 622-627, tahun 1987, berpendapat bahwa senyawa eugenol yang terkandung dalam daun sirih dapat berkhasiat sebagai antiseptik.Â
Penggunaannya dalam pengobatan gigi sebagai antibakteri, juga sebagai analgesik dan antioksidan. Kandungan eugenol pada tanaman sirih lebih dari 42 persen. Eugenol merupakan senyawa yang mampu menghambat pertumbuhan jamur bahkan dapat mematikannya.
Sirih merah, menurut Wikipedia, mengandung minyak atsiri (monoterpen, seskuiterpen), alkaloid, flavonoid (golongan auron), tanin-polifenol, steroid, dan senyawa neolignan. Pengujian farmakologi menunjukkan tanaman ini mempunyai aktivitas antiinflamasi, antimikroba, antifungi, antihiperglikemik, antiproliferasi, dan antioksidan.
Tanaman ini merambat dengan tanaman lain atau bersandar ke tanaman lain, dan mudah untuk di budidayakan, asal di taruh di tanah dan sandarannya ada pagar bambu, maka pagar bambu akan penuh dengan daun sirih, apalagi kalau dirawat dengan baik, maka kalau ada tetangga yang minta untuk dikembangbiakan tinggal dikasihkan sebagai sedekah tanaman.
Kalau zaman orang tua dulu, daun ini untuk kinang yakni bisa dikunyah dengan pinang, gambir, tembakau dan kapur, giginya awet walaupun sudah tua, penyakitnya kabur, hanya saja tampilan giginya berwarna dan bikin perempuan muda tidak percaya diri apalagi kalau wajahnya cantik.Â
Namun sebagian kaum manula dan ada beberapa suku adat di Indonesia yang masih melanggengkan mengunyah sirih saat menyambut tamu dalam upacara adat tentunya. Indonesia gitu lho...adat budaya masih tetap dilestarikan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H