Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Umat Rukun Indonesia Maju

2 Januari 2020   14:38 Diperbarui: 2 Januari 2020   14:37 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc kalimantanberita.com

Hidup untuk saling menghormati, menghargai, mengasihi, melindungi, akan menjadikan aman dan tentram. Termasuk hidup rukun sesama umat, tidak saling mencela, mengolok-olok, menghina,  mengejek, menghujat itu tindakan yang tidak patut bagi umat Indonesia. 

Peristiwa banjir diberbagai titik di daerah harus menjadi renungan bagi penduduk bumi, bersliweran status di medsos baik di twitter, FB, WA, telegram dan sejenisnya. 

Terkesan kurang bijak untuk mengungkapkan rasa kekesalannya dan membuat status nyinyir kepada orang lain, dianggap kebijakannyang salah lah, inilah dan seterusnya. 

Padahal Allah SWT menurunkan air ke bumi mau sedikit atau banyak mesti ada manfaatnya, tumbuhan jadi subur, semua ikan merasakan kehidupan baru dengan pergantian air yang mengandung zat yang dibutuhkan, termasuk pestisida atau zat kimiawi yang ada di bumi langsung terbuang ke laut, sehingga unsur hara tanah semakin subur. 

Mengutip di ilmusipil.com disebutkan ada banyak manfaat ketika kena banjir, antara lain: air melimpah bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian, tanah jadi subur, bisa membuka lapangan pekerjaan baru, bisa menjadi mainan anak-anak, memperbaiki ekosistem di lahan tambak, sedangkan untuk kerugian banjir antara lain dikutip dalam helsangellsongomako.com disebutkan Masyarakat dan ekonomi sebuah negara menderita banyak hal setelah banjir. 

Hilangnya kehidupan, vegetasi dan infrastruktur, yang berarti akan semakin sedikit orang yang bekerja di angkatan kerja, apalagi persediaan pertanian  untuk penduduk lokal dan ekspor dan lebih sedikit bisnis yang berkontribusi terhadap perekonomian negara tersebut.

Akan ada dislokasi massa orang, banyak di antaranya mungkin kehilangan tempat tinggal dan menganggur. Untuk mengisi celah ini, pemerintah harus mengeluarkan biaya lebih sedikit. Negara dapat meminta bantuan dari luar negeri untuk memasok bahan makanan dan bahan untuk membersihkan dan mengganti infrastruktur.

Tugas kita sekarang adalah mengedukasi masyarakat agar jangan buang spah sembarangan, pastikan drainase rumah itu normal, hulu hilir aliran sungai harus normal, kasih penyuluhan kepada masyarakat bahwa hidup bersih dan mau membuat biovori itu bagus apalagi mau menata saluran yang ada di sekitar lingkungan kita, jangan menebang pohon sembarangan, pastikan sebagian lahan rumah ada ruas tanah yang bisa menyerap air agar air bisa masuk dalam bawah tanah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun