Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Diam Itu Emas, Tolak Belahi Jurusnya Silaturahmi dan Sedekah

2 September 2019   21:12 Diperbarui: 2 September 2019   21:28 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengajian kitab Ta'lim Muta'alim (Dokpri)

Akhlak orang Islam, jika di fitnah seseorang jangan kau balas, sebaiknya kau doakan saja agar yang fitnah itu diberikan hidayah. Lepas saja seperti air, baik air yang berhenti maupun mengalir ada manfaatnya. Lingkungan juga jadi dingin. Jangan kau melakukan kekerasan atau perlawanan terhadap musuhmu. Pendekatan silaturokhim dan shodaqoh adalah cara tolak belahi, sehingga tidak terjadi permusuhan dan akhirnya kedamaian akan diraih. 

Ungkap KH. Subhan Makmun saat membacakan dan menjelaskan kitab Ta'lim Muta'alim di Ponpes Assalafiyah Saditan Kelurahan Brebes Jawa Tengah, Senin (2/09/2019).

Kyai Subhan juga menceritakan kepada ratusan santri, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah marah kepada Usamah bin Zaid radhiallahu 'anhu karena ia membunuh seseorang yang memeluk Islam tatkala perang berkecamuk. Diriwayatkan dalam Shahih Muslim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengirim suatu pasukan menghadapi kaum musyrikin. 

Ketika kedua pasukan tersebut bertemu, orang-orang musyrik menyerang orang muslim, maka mereka sengaja menyerangnya. Adapun kaum muslimin, menunggu mereka lalai. --Perawi hadits- mengatakan, "Kami mempertanyakan apa yang dilakukan oleh Usamah bin Zaid. 

Ketika ia mengangkat pedangnya, orang musyrik yang diperanginya mengucapkan laa ilaaha illallah. Namun Usamah tetap membunuhnya. Lalu datanglah orang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya dan mengabarkan kepada beliau tentang apa yang dilakukan Usamah.

Di hadapan santri, jangan mengusik orang bodoh, apalagi memaksakan orang bodoh seperti orang pintar, tunjukkan kepada mereka atau orang bodoh perbuatan  yang benar dan doakan agar mereka melakukan ke jalan yang lurus. 

Dzul Aqli atau orang yang beralal harus berpikir sehat dan jernih. Dengan pikiran dan hati yang jernih, maka hatinya akan tenang. Berpikirlah damai dan selalu berperilaku husnudzon jangan suudzon. 

Cara mencari ilmu, kyai menyampaikan kembali, ambillah faedah ilmu setiap saat menyiapkan pulpen atau mangsi, tulis tanggalnya, lalu apa yang dijelaskan saat gurunya ngaji, sebab manusia itu kadang cerdas hatinya, dan kadang cerdas lewat tulisannya. 

Diriwayatkan oleh Imam Syafii, ilmu itu laksana hewan yang diburu, ilmu juga gampang lari, oleh karena itu tulisan itu laksana ikatnya atau dadung, dan suatu saat akan bermanfaat bagi penulisnya dan orang lain, bisa memberikan berkah. 

Orang yang hafal tapi tidak menulis maka akan lupa, namun bila sebaliknya tulislah makna atau dengan mencatat apa yang disampaikan maka itulah ikatnya ilmu. Semakin banyak menulis maka perbendaharaan kata semakin baik dan luas. 

Wajar di dunia pesantren bila seorang santri dalam mengaji kitab, lalu menuliskan makna dalam kitab tersebut yang dibacakan kyai, lalu ucapak kyai saat mengaji di tulis, begitu pula bagi para penulis yang semakin produktif, maka akan dapat banyak perbendaharaan istilah baru, disitulah bobot keilmuan akan bertambah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun