Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Listrik Padam, Akses Informasi Suram

14 Agustus 2019   13:22 Diperbarui: 14 Agustus 2019   13:31 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc radarbromo.co.id

Saat ada pemadaman listrik yang diinfokan oleh PLN saja, misalnya ada pemadaman giliran, atau ada pemadaman karena ada travo yang rusak, termasum ada pemotongan daun sepanjang jalan utama warga pengguna listrik sudah pusing 7 keliling, apalagi saat ada kegiatan pelatihan, yang membutuhkan infokus sebagai media utama pelatihan. 

Belum lagi di saat listrik padam, ada order catering, ga ada jenset lagi, betapa pusingnya pengelola catering karena order sudah dipesan dan harus tepat waktu untuk menyajikan pesanannya. 

Semua orang di Indonesia sekarang membutuhkan semua rumahnya teraliran listrik bahkan sudah menjadi kebutuhan utama, dibuat tarif listrik naik, mereka tetap akan setia untuk membayarnya, siapa yang akan protes, bagi kalangan industri mungkin yang terdampak langsung karena kenaikan sedikit saja dari tarif sudah ada puluhan juta harus menambahkan uang yang ada. 

Tapi bagi kalangan rumah tangga, pemadaman sebentar saja dalam beberapa jam masih ditolerir, mereka bisa beli lilin, atau patromak atau ceplik sebagai pengganti sementara sambil menunggu listrik nyala kembali. 

Semua aktivitas saat listrik padam jelas akan tertunda, bahkan saat kegiatan belajar mengajarpun langsung dihentikan dan diliburkan, apalagi jika jam mengajarnya waktu sore hingga malam hari, maka dosen lebih baik menunda pelajaran dibandingkan meneruskan karena mahasiswa tidak fokus dengan mapel yang dipelajari dan suasana ruangan menjadi panas. 

Penambahan jumlah penduduk dan rumah huni di beberapa kab/kota menjadikan permintaan daya listrik bertambah, dan dampaknya PLN pun harus siap menambahkan beban kapasitas yang ada, wajar saja jika investasi di dunia listrik sangatlah untung, tinggal sumber energi inilah yang sekarang harus di siapkan dengan baik. 

Energi panas bumi yang dijadikan sebagai sumber listrik pun sekarang dimanfaatkan oleh beberapa investor asing dengan harapan bisnis ini bisa membantu masyarakat Indonesia dari kasus pemadaman listrik, sehingg ketersediaan stok sumber energi tersedia. Namun jika sumber energinya terbatas, maka barang tentu situasi pemadaman akan terus berlangsung. 

Penerangan jalan umum sekarang menjadi kebutuhan primer bagi daerah, bayangkan jika kita melalui jalan utama atau jalan provinsi dan Kabupaten sebagai akses jalur transportasi kemudian situasi malam hari, maka semakin mencekap, hati kita tidak tenang khawatir nanti di tengah perjalanan ada begal atau pencuri yang ingin memiliki kendaraan kita, belum lagi jika dalam perjalanan daerahnya sepi, gelap, jalannya rusak, hujan lagi, wah betapa lengkap derita yang ada. 

Wajar saja kehidupan bermasyarakat fungsi penerangan menjadi kebutuhan utama, saat magrib bisa terdengar suara adzan, saat subuh juga sama dan terlihat ada kehidupan yang mempunyai nuansa kemajuan, masyarakat bisa memperoleh informasi lewat internet, televisi, radio dll yang semuanya lewat aliran listrik. Makanya betapa pentingnya sumber listrik. 

Kata terakhir adalah berhematlah dalam pemakaiannya. Semoga dengan menghemat listrik maka bisa membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan, gunakan listrik sesuai peruntukannya, saat pagi hingga sore selama masih ada tenaga matahari maka saklar dimatikan saja, berhemat listrik berdampak juga pada saldo rekening bank anda atau tabungan anda. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun