Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Punya Hutang, Hidup Tak Tenang

10 Agustus 2019   20:35 Diperbarui: 10 Agustus 2019   20:38 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc economic.okezone.com

Bayangkan saja bagi mereka yang mempunyai hutang, namun kemudian ditengah perjalanan usaha yang diprediksi akan untung malah jadi buntung, hutan menumpuk, tak bisa dilunasi, akhirnya barang jaminan pun harus masuk ke tahap lelang. 

Betapa malu rasanya jika kemudian diumumkan bahwa asset yang djaminkan lalu di masukan ke koran sebagai iklan atau diumumkan melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, yang selanjutnya disebut KPKNL, adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Kekayaan Negara.   

Kadang hutang juga bikin orang percaya diri, karena merasa bisa mengembalikan dana pinjamannya dan malah untung dari pinjaman yang di taruh di tempat investasi, misalnya bisnis property atau bisnis proyek fisik dalam pengadaan barang. 

Dimana kontraktor itu berani hutang atas proyek yang didapat, dan sudah menghitung keuntungan lembaga setelah dikurangi pajak, termasuk menghitung efisiensi pembelian barang karena belinya dengan mitra bisnisnya dan bisa dibayarkan setelah pembayaran termin selesai. Mereka yang bisa mengelola pinjaman tersebut semakin sejahtera dengan tanda punya tambahan aset dan inventaris yang dimilikinya. 

Seorang guru sertifikasi, berani pinjam di bank untuk biaya pendidikan anaknya, termasuk untuk menutupi setoran rumah dengan sistem mengangsur, bahkan ada yang karena gensi pinjam uang untuk beli mobil baru, maklum awalnya guru kemudian dapat promosi jabatan, jika naik motor terus, malu dengan teman seprofesi yang sudah pakai mobil. Bahkan pihak bank sendiri menawarkan kemudahan bagi para guru yang ASN atau sertifikasi asalkan pimpinannya memberikan rekomendasi maka dana bisa dicairkan. 

Seorang pedagang dipasar pun berani hutang di rentenir dengan sistem bunga harian dan berani ngangsur tiap hari, alasan mereka karena tuntutan hidup yang menuntutnya harus gali lubang tutup lobang, bahkan bukan hanya satu pinjaman yang dipinjam, bahkan pinjam di koperasi simpan pinjam atau bank unit dekat pasar. 

Begitu pula orang dikampung, berani kredit kendaraan lewat leasing, tiap bulan sudah tentu harus mengangsur, baginya dengan  ada motor dirumahnya, beban hidup terasa ringan, akan pusing ketika pendapatan bulanan tak kunjung cair sedangkan beban angsuran terus tiap bulan. 

Sebuah simalakama memang bagi mereka yang pinjam uang di bank atau lembaga keuangan lainnya kemudian usaha yang diprediksi untung mengalami kemunduran atau bangkrut, atau bisa terjadi ditipu sama temannya gara-gara hutang untuk sekedar membantu, malah harus melunasinya, karena teman yang dipinjami malah kabur. 

Diakhir tulisan ini, hutang bikim hidup tidak tenang saat pinjaman yang harusnya diangsur kemudian tidak ada dana untuk menutupinya, hutang bisa lunas dan bikin semangat kerja bila usaha yang dijalani berjalan mulus bahkan dapat keuntungan .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun