Direktorat Pengelolaan Sampah KLHK RI memberikan ide terbaiknya untuk semua panitia qurban yang ada di Republik ini, agar saat membagikan  daging qurban tidak pakai sampah plastik. Biar sampah plastik tidak semakin banyak. Gunakan tempat menaruh daging yang disarankan.Â
Kenapa tidak pakai wadah plastik, agar alam bisa menguraikan atau menghancurkan sampah anorganik diperlukan waktu yang lama, coba lihat data di bawah ini: plastik diperlukan waktu 50 - 100 tahun untuk terurai. puntung rokok 10 tahun. kaleng soft drink (alumunium) 80 - 100 tahun.
Yang disarankan, besek yang terbuat dari bambu, besek dari daun kelapa, besek dari pandan, daun jati, daun pisang, atau bisa dengan box daging (wadah makanan). Bila tempat daging ini dibuang maka limbahnya bisa cepat terurai. Sehingga bahaya kerusakan alam terkurangi.
Secara ekonomis dan praktis memang nyaman dan mudah pakai plastik terutama bagi panitianya, karena dengan beli plastik sepuluh ribu saja sudah bisa untuk wadah daging qurban dan langsung ditaruh lalu dibagikan kepada warga.Â
Karena tadinya dalam zona aman dan nyaman, terlebih tidak ada sangsi maka peralihan akan tempat daging yang direkomendasikan pihak kementrian lingkungan hidup ada banyak kendala dalam merubah perilaku atas rekomendasi ini.Â
Sahabat, portal cnn Indonesia menjelaskan dalam publikasinya, Bayangkan, dalam satu hari, setiap hari, satu orang rata-rata menghasilkan sampah sebanyak 600 gram.Â
Sampah itu terdiri dari sampah organik, kertas, plastik, dan benda-benda tak terpakai lainnya. Di sebuah kota seperti Jakarta saja, sampah yang dihasilkan sekitar 7.620 ton dengan estimasi jumlah penduduk 12,7 juta jiwa. Banyak kan...
Selain itu, Sampah organik, atau sampah yang berasal dari bahan alami seperti sayur, kulit buah, dan lain-lain akan hancur dalam hitungan hari atau minggu. Atau paling tidak kurang dari satu bulan. Sementara sampah kertas akan terurai dalam waktu dua sampai enam bulan.
Kantong plastik biasa membutuhkan waktu sepuluh sampai 12 tahun untuk terurai. Botol plastik lebih lama lagi. Karena polimernya lebih kompleks dan lebih tebal, botol plastik memiliki waktu 20 tahun untuk hancur.Â
Sedangkan sterofoam biasa yang sering digunakan di Indonesia, membutuhkan waktu 500 tahun untuk bisa hancur sempurna.
Semua akan terselamatkan, bila kita mengikuti rekomendasi KLH RI dan mari kita selamatkan alam ini dengan tidak memakai sampah plastik dalam kehidupan sehari-hari. Merubah perilaku yang terbaik kita ini, bisa menjadikan generasi penerus masa depan akan nyaman untuk meneruskan kemajuan bangsa.