Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Fiksi Ramadhan: Menanti Fitri

23 Mei 2019   08:46 Diperbarui: 23 Mei 2019   08:57 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seluruh umat muslim di dunia ingin masuk dalam golongan muttaqin, dimana mereka selalu mentaati perintahNya dan nenjauhi laranganNya.  Kehidupan tanpa munafik yakni tak ada yang saling fitnah diantara anak bangsa. Segala tulisan yang memperkeruh suasana mari kita abaikan saja. sudah saatnya kita fokus ke puasa kita. banyak dzikir, sholat jamaah dan i'tikaf, tunaikan zakat dan sucikan qolbu dan badan kita lewat silaturokhim di bulan syawal nanti.  

Sisi yang lain, puasa ramadhan dengan penuh kesabaran dan penuh harapan agar mendapatkan malam lailatul qodar. Sebuah kebanggan tersendiri bagi mereka, sehingga ada yang melakukan ibadah umroh di bulan ramadhan akhir, dan mereka pasrah diri, beriqtikaf di masjidil haram yang penuh ganjaran dan dilipatgandakan ibadah kita selama berada disana. Tentunya bagi yang tidak mampu besar kemungkinan untuk datang disana hanya bisa melihat gambar dan mimpi saja.

Minggu ke tiga bulan puasa menjadi momentum yang nyata untuk menggapai lailatul qodar, Seperti diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: " Pada saat terjadinya Lailatul Qodar itu, malam terasa jernih, terang, tenang, cuaca sejuk tidak terasa panas tidak juga dingin, dan pada pagi harinya matahari terbit dengan jernih terang benderang tanpa tertutup sesuatu awan".

Ditempat terpisah, ada juga umat muslim yang belanja untuk menanti fitri, bingkisan lebaran disiapkan, beras zakat mall puluhan kintal disiapkan bagi mereka yang mampu untuk membantu para mustahik, zakat fitrah juga disiapkan untuk anggota keluarganya, sebagai makna fitrah atas badannya, dan para pemudik pun sudah mulai menyiapkan kendaraan, twrmasuk barang bawaan berua oleh-oleh lebaran untuk sanak familinya. Ini dilakukan sebagai cinderamata buat sanak famili agar nilai silaturokhim melekat disanubari. 

Siaga lalu lintas jelang mudik disiapkan, agar saat mudik perjalanan lancar, musibah atas lalu lintas nol persen, butuh kehati-hatian dan saat anda mengantuk maka istirahatlah, biar keluarga yang dibawa juga selamat dan keluarga yang akan di kunjungi tersenyum. 

Pasar pakaian sudah mulai menggeliat, satu persatu pembeli datang silih berganti, untuk membeli baju dan celana atau sarung baru. Dipakai saat lebaran, begitu pula dengan anak-anak, dari peci, pakaian, celana, dan sandal minta yang baru, begitu banyak permintaan yang harus di beli. 

Kupat dan ayam opor menjadi tanda bahwa sebentar lagi lebaran akan datang, bagi yang punya ayam di kandang, tentunya tinggal disembelih dan dibuatkan bumbu menjadi lauk pauk saat berbuka di pagi setelah pulang dari sholat idhul fitri. 

Beberapa daerah sengaja mengadakan kesenian bernuansa islam, seperti goro-goro, didalamnya ada aneka seni dari mulai gambar buto ijo, burung ababil,maupun aneka burung besar dibuat dari kertas dengan bambu dikasih pernak pernik lampu disertai dengan musik nuansa islami dan ada juga yang nuansa dangdut,memberikan tanda bahwa besok adalah lebaran akan tiba.

Begitu banyak tanda-tanda idhul fitri akan datang, mereka memanfaatkan segala moment fitri untuk berbagi sesama sebagai makhluk yang cinta kedamaian dan kerukunan umat beragama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun