Ibadah yang harus ikut modal harta dan badan yakni haji, sebuah ibadah yang harus dilakukan bagi semua umat muslim di seluruh dunia. Syarat haji bukan hanya mampu secara fisik saja, tapi harus mampu pada harta dan bendanya, termasuk mereka yang mau menjalankan ibadah rukun islam ini harus mau belajar ilmu haji lewat manasik haji.Â
Manasik haji adalah sebuah tempat pembelajaran ilmu bagi para calon haji untuk belajar, baik itu secara teori, simulasi maupun praktek, mereka harus mempersiapkan fisik, waktunya untuk datang ke mimbar belajar tersbut, baik yang diselenggarakan dibawah kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH), termasuk mengikuti manasik yang dilakuka  oleh pihak Kementrian Agama ditingkat Kecamatan maupun Kabupaten.Â
Pada aspek badaniyah, calon haji yang mau berangkat pada tahun ini, pemerintah Indonesia mengambil kebijakan selain calon haji nomor porsinya masuk panggilan urutan, mereka juga harus lolos istithoah yakni syarat sehat walaupun tidak membawa obat-obatan, ataupun alat dengan hasil kesehatan cukup.Â
Pada aspek maliyah, seorang calhaj juga harus menyiapkan cadangan maliyah saat berada di saudi arabia sekaligus menyiapkan dana bila keluarga yang ditinggalkan di rumahnya, bahkan kewajiban calon hahi jika punya binatang kesayangannya pun harus dititipkan kepada ahli warisnya dan berikan biaya perawatan selama berangkat haji, bila membiarkan hewan kesayangannya tidak dirawat dan menjadikan hewan tersebut maka binatang peliharaannya inipun bisa protes kepada Allah SWT, bahwa majikan telah melakukan tindakan tidak menyayangi hewan, merasa tidak di rawat.Â
Saat berangkat haji pun, calon haji harus ikhlas dan sabar, tidak boleh melakukan perkataan yang jelek ataupun kebiasaan ngrumpi atau curhat yang tidak perlu lalu dibiasakan ucapan itu dilakukan atau diucapkan ditanah suci, apalagi membicarakan harta yang ditinggalkan dirumah lalu di bawah ke tanah suci dan dipamerkan atas kekayaannya.Â
Maliyah ibadah ini sangat penting, sebagai bekal calon haji terutama untuk memudahkan yang bersangkutan dalam menjalankan syariat ibadah haji baik itu menjalankan rukun, wajib maupun sunnahnya.Â
Ibadah badaniyah, menjadi tolak ukur bagi jamaah haji, kenapa karena selama melaksanakan rukun, wajib dan sunnahnya calhaj harus mampu berjalan dengan kejuatan fisik dan juga motoriknya, bila ada gangguan pada motoriknya maka akan berbeda dengan calhaj yang memiliki kondisi sempurna dan kuat untuk berjalan.Â
Hampir 70 persen calhaj di Indonesia berusia lanjut, artinya usia resti (resiko tinggi) juga menjadi perhatian para tenaga kesehatan yang ditugaskan termasuk mereka yang mendampinginya di setiap kloternya. Tanda resti berupa gelang yang menempel di tangan kiri atau kanannya, sehingga petugas kesehatan pun harus ekstra monitoring para calhaj yang resiko tinggi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H