Sahabat kompasiana, tidak bosan-bosannya penulis untuk mendokumentasikan tulisan mutiara Pengajian kitab Irsyadul Ibad yang dibacakan KH Subhan Makmun di Pondok Pesantren Assalafiyah Desa Luwungragi Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes, Selasa (5 Juni 2018).Â
Kali ini tema yang disampaikan adalah wira'i, Â maksud wira'i disini Wira'i diartikan bersikap dan berlaku hati-hati terhadap hal-hal yang makruh dan hal-hal yang syubhat. Hal-hal yang makruh adalah sesuatu yang jika ditinggalkan oleh seseorang maka ia akan mendapat pahala dan jika dilakukan maka tidak ada dosa atau pun pahala baginya.Â
Jadi, hal-hal yang makruh adalah sesuatu yang lebih baik untuk ditinggalkan dari pada dilakukan. Sedangkan, hal-hal yang syubhat adalah segala sesuatu yang belum jelas hukumnya, sesuatu yang belum jelas antara halal dan haramnya, baik yang berupa makanan, pakaian, tempat, dan lain sebagainya.
![Suasana Pengajian/Doc Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/06/05/img-20180605-163917065-5b165878bde5754bae1e5c72.jpg?t=o&v=770)
Melihat anaknya sedang di siksa di alam kubur, wanita tersebut pun menjadi sangat sedih dan menangis. Namun setelah beberapa saat wanita tadi tiba-tiba saja melihat anaknya berada di dalam sebuah cahaya yang sangat terang di dalam kuburnya, cahaya yang penuh rahmat.
Karena merasa heran dengan apa yang dilihatnya, wanita tadi pun bertanya kepada anaknya, "Wahai anakku, mengapa kuburanmu menjadi sangat terang dan bercahaya dan dipenuhi rahmat??".
Lalu anak itu pun menjawab pertanyaan ibunya, "Wahai ibuku, sesungguhnya ada seseorang yang melewati pekuburan (pemakaman) ini, dan dia bersholawat kepada Baginda Nabi Muhammad Shollallahu 'Alaihi Wassalam dan sholawat tadi dia hadiahkan untuk orang-orang yang telah meninggal dan di kuburkan di pekuburan ini. Â Dan aku juga mendapatkan bagian ampunan dari sholawat tadi , sehingga kuburku menjadi terang dan di penuhi rahmat".
![Pengajian Ramadhan/Doc Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/06/05/img-000000-000000-5b165b5dcaf7db7b7d368d42.jpg?t=o&v=770)
Kyai Subhan juga menjelaskan, bahwa Amalan kita setiap senin dan kamis di laporkan ke Allah SWT, lalu diberika  kepada para nabi, orangtua kita yang telah meninggal dunia.  Makanya orangtua wajahnya berseri-seri melihat laporan dari amaliyahnya keturunannya. Kanjeng Nabi Muhammad SAW pum suka puasa sunah pada hari  senin kamis.Â
Namun umatnya untuk puasa sunah saja beratnya tidak karuan, malah trend sekarang lebih seneng dengan gemerlapnya kehidupan duniawi yang dipenuhi dengan budaya kebarat-baratan, dibandingkan budaya islam yamg harus taat kepada perintah Allah SWT, inilah tanda-tanda akhiruszaman.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI