Siapa yang menyaksikan perbuatan atas perbuatan seseorang  dan orang tersebut paham sekali tapi tidak mau menyaksikan maka dihukumi goroh (bohong). Jika orang yang pegang syariat itu tidak bakal rugi.Â
Kesaksian dusta atau palsu itu haram termasuk dosa besar. Jika menjadi saksi padahal orang tersebut sebenarnya telah korupai lalu saksi menyelamatkan orang tersebut melalui persaksian  maka ada 3 Dosa karena yakni dosa maksiat, dosa bantu orang dholim, dan dosa menjatuhkan orang yang di dholimi.Â
Demikian penjelasan KH. Subhan Makmun selaku Pengasuh Pondok Pesantren Assalafiyah Desa Luwungragi Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes Jawa Tengah, di Ramadhan ke 11, Minggu (27/05/2018) pada Kitab Irsyadul Ibad.Â
Lanjut Kyai subhan, Â Islam dengan iman itu satu kata. Islam di luar dan iman itu di dalam hati. Nantinya akan keluar ikhsan. Iman itu penggerak dan islam itu mesin, sehingga masing-masing harus seimbang, Ihsan itu tujuan.Â
Iman, Islam, dan Ihsan adalah pokok-pokok ajaran Islam. Iman adalah kepercayaan atau keyakinan. Islam adalah pelaksanaan atau pembuktian keyakinan. Ihsan adalah etika dalam keyakinan dan pengamalannya.
Pelaku iman disebut Mukmin. Pelaksana Islam disebut Muslim. Pengamal Ihsan disebut Muhsin. Bila orangya sudah muhsi atau Ihsan ("kesempurnaan" atau "terbaik") adalah seseorang yang menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.
Dalam tafsir Jalalaen diterangkan, bila orang itu beriman itu tidak bakalan putus pahalanya, bila saat tuanya lalu pikun, maka akan dicatat masa mudanya sebagai ahli ibadah. Bila anda masa tuanya ingin tidak pikun kyai subhan kasih resep hikmah, setelah habis sholat maka istiqomahkan untuk baca Alam Nasyrah minimal 3x dan 7x.Â
Selanjutnya jika ingin dosanya orangtuanya itu dilebur secara rutin tiap hari maka bacalah Robbi firli zunubi waliwalidayya warhamhuma kama robbayani shogira setiap bada sholat 10 kali.Â
Orang yang akan meningkat derajatnya maka berikan sedekah kepada orang yang membutuhkan apalagi jika dalam keadaan kelaparan, memberikan kepada sadulur apalagi anak yatim atau piatu termasuk yang dekat karena kerabatnya, termasuk memberikan orang dhuafa.Â
Jika anda mendapatkan hidayah seperti rutin ngaji maka anda harus meningkatkan ibadah di dunianya. Jangan sampai rutin ngaji tapi malah tidak meningkat ibadahnya. Perubahan yang mudah adalah perbaiki lingkungannya, jika orang tuanya sholeh maka keturunanya insya Allah sholeh. Kalau anak anda sholeh maka titipkan kepada orang sholeh, seperti di pondok pesantren atau majlis taklim.Â
Makanya jika di didik dengan benar maka bisa menarik ibadah orangtuanya, jangan di biarkan anak selama hidupnya dibiarkan tidak belajar ilmu agama apalagi tidak mengenyam pendidikan. Karena bisa menjadikan tidak bisa narik ibadahnya orangtua.Â