Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bandeng Kuntet Masih Ada Lho

17 Mei 2018   09:17 Diperbarui: 17 Mei 2018   09:27 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau anda seorang pembudidaya bandeng atau sedang ikut pelatihan budidaya bandeng, nanti ada penjelasan tentang apa itu bandeng kuntet (pertumbuhan lambat).

Bandeng kuntet memang ada dan bisa terjadi karena penyebaran bibit bandengnya terlalu banyak dibandingkan dengan luas lahannya, kedua budidaya bandeng menggunakan sistem alamiah, tidak lewat pakan. Ketiga, faktor yang di turunkan oleh induk, keempat kimia dari air yang kurang mendukung, kelima kualitas dan kuantitas yang di berikan kurang baik.

Pengaruh yang kentara pada bandeng kuntet adalah Benih ikan yang malas untuk makan akan terlihat kurus, akibatnya banyak sisa pakan ayang akan mengendap di dasar bila budidaya bandeng pakai pakan, jika alamiah maka saat ada penukaran oksigen lewat datangnya rob atau air pasang benih ini malas untuk bergerak. 

Kuntet bandeng disamping  malas makan bisa di sebabkan oleh keadaan lingkungan dalam tambak itu sendiri, seperti suhu rendah,suplai oksigen kurang,Ph asam,jenis pakan yang di berikan atau bisa juga benih ikan terserang penyakit perut dan blootig atau tidak dapat buang kotoran.

Pembudidaya atau merek yang baru awal budidaya merasa rugi bila selama 4 bulan sudah budidaya terus banyak bandeng kuntetnya, bobot ikan tidak maksimal, harga jualpun dihargai dengan bandeng usia 2 hingga 3 bulan. 

Hampir petani dipantai utara pulau jawa untuk lahannya ditaburi bibit bandeng dibandingkan dengan jenis ikan yang lain, mau budidaya tambak udang windu jrlas sudah berresiko, jika dipaksakan pun dalam usia masih kecil udang sudah banyak yang mati karena faktor lingkungan alam dan kualitas tambak serta airnya sudah tidak sebagus 15 tahun yang lalu. 

Budidaya tambak yang sering dilakukan dengan pola alami dibandingkan dengan pakan, para petani tambak sudah menghitung untung rugi jika pakai pakan dan alami. Namun bagi petani tambak di daerah kendal jawa tengah terutamaa di daerah cipiring Pabrik gula  ke utara sebagian lahan tambaknya di taburi bandeng dan intensif pola budidayanya. Wajar jika hasilnya lebih untung dan tidak samai 4 bukan sudah panen. 

Mereka menggunakan pakan bandeng karena saat penulis ke lokasi tambak memang ada karyawan atau pemilik tambak yang menaburi pakan ikan ditaruh di waring ikan dekat dengan saluran keluar masuk air laut dan air tawar. 

Tampak terlihat dengan jelas, bila bandeng ini dalam kondisi besar dan kecil, bisa terlihat dari pergerakan ikan bandeng jika ada air rob lalu pintu air masuk dan keluar dibuka, betapa senang dan lincahnya bandeng yang sedang merasakan oksigen untuk perbaikan salinitas. 

Petani tambak sewaktu-waktu juga mengambil lumpur didalam tambaknya untuk dinaikkan ke bantaran tambak, agar sisa makanan yang menumpuk dan menimbulkan bahu tak sedap dapat diminimalisir dengan cara lumpur di dalamnya dipindahkan ke atas atau di bantaran tambak. 

Budidaya gandeng harus sabar dan dijaga dengan baik, faktor pencurian bandeng saat sudah 3 hingga 4 bulan masih sering terjDi. Bisa karena dijaring atau dicuri dengan cara diambil. Makanya pera petambak saat sudah usia besar lebih sering berkunjung ke tambaknya agar hasil bandengnya lebih banyak dan tidak mendapatkan kerugian yang banyak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun