Sebulan sudah dapat teh incip dari warga Desa Paguyangan yang tidak mau disebutkan namanya, hanya inisial yang minta disebutkan LA. Dia memberikan satu kantong plastik kepada penulis dan diserahkan langsung untuk dinikmati dirumahnya dan juga tamu-tamunya atau bisa juga dinikmati oleh familinya. Teh incip ini teh sebutan teh warga desa, teh original, yang dibuat secara tradisional, dengan tenaga manusia asli dari Desa Cipetung Kecamatan Paguyangan. Â
Teh incip ini terasa ada gosongnya, namun ciri khas rasa teh dan gosong itulah yang menjadi daya tarik bagi penulis, karena ada perbedaan antara minum teh kaligua yang dipetik langsung dari perkebunan dan diolah lewat pabrik, dengan teh incip asli cipetung yang dibuat dan digoreng sama warga desanya sebagai home industri.Â
Teh incip ini oleh warganya, biasanya dijual ke pasar lokalan saja, jika kita request atau order bisa lho pesan, ada rasa sepet, tanpa ada bunga melati, jadi betul-betul original dan ada sensasi yang tak bisa dituliskan lewat kata-kata. Anda akan merasa ketagihan karena tanpa ada efek apapun bahkan punya manfaat untuk kesehatan tubuh kita, terasa segar kembali tubuh kita bila menikmatinya.Â
Penuturan salah satu jurnalis warga yang ada di paguyangan, lidia alfi mengatakan, warga menamakan daun teh yang ada di Desa Cipetung Kecamatan Paguyangan dengan sebutan " teh incip" , kenapa demikian karena seluruh tahapan produksi dilakukan secara tradisional. Mulai dari pemetikan, memasak hingga kemasannya pun masih seadanya. Bahkan wajan sebagai alat untuk memasak masih terbuat dari tanah.
Sementara itu, penuturan dari Kades Cipetung Sutrisno, kurang lebih 12 hektar perkebunan teh milik warga yang tergabung dalam kelompok tani Sugih Makmur. Dari 1 hektar lahan perkebunan mampu menghasilkan 500 kilogram teh basah dengan masa panen selama 15 hari sekali.Â
Secara keseluruhan terdapat 200 petani yang menggeluti usaha perkebunan teh incip ini, sementara rumah industri pengolahan terdapat 25 unit. Dalam pemasarannya, teh incip biasa langsung dikirim kepada para penjual di luar Kecamatan Paguyangan, jika dipasar untuk harga pasaran se kilo adalah Rp 25 ribu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H