Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Money

Mingguan di Pasar Pagi Tegal, Roda Ekonomi Terasa Hidup

29 April 2018   13:25 Diperbarui: 29 April 2018   13:59 1506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Pagi Tegal/Doc Pribadi

Kota Tegal adalah Kota Jasa kenapa penulis katakan seperti itu, karena beberapa investor hotel, restoran bergaya franchise pun bermunculan, dan anehnya semua bisa laku keras. Bahkan beberapa tahun silam, pasar pagi sengaja di hidupkan dengan membuka pasar murah ala tegalgubug. 

Pasar pakaian ini bisa merubah roda ekonomi, warung makan sate, bakso, mie ayam, dawet, hingga semua aneka ragam masakan dan jajanan plus lahan parkir merasakan jika sudah masuk hari minggu. 

Bukan puluhan yang datang, tapi ribuan orang silih berganti sejak pagi hingga menjelang sore hari. Penjual pakaian merasakan dampaknya, dagangan laris manis, dari mulai pakaian jenis celana, rok, pakaian anak-anak, baju muslim, kaos gaya muda, tas atau sepatu sekolah, hingga semua kebutuhan sandang untuk segala umur tersedia. 

Jika mendengarkan suara penjualnya, hampir rata-rata orang pemalang, orang cirebon, orang tegal, dan orang Brebes. Mereka berdatangan dengan menyewa lapak yang disediakan pihak pengelola pasar ini. 

Tiap hari mereka dapat karcis retribusi, untuk bayar pajak tempat, dana ini menjado aset bagi pihak dinas pasar yang akhirnya bisa meningkatkan PAD Kota Tegal. Namun yang perlu diingat bahwa rintisan menjadi rujukan jual beli pasar ala tegalgubug ini relatif lama. Namun animo masyarakay sekarang sudah cukup tinggi, wajar jika roda ekonomi dikompleks pasar ini begitu kentara. 

Penjual es teh pun berani menjajagan minumannya sambil berkeliling,dengan menyuarakan es teh...es teh bu...es teh susu nang, es teh manis mba...begitu ucapan yang disampaikan penjualnya. 

Es teh yang dikemas dalam plastik yang tertutup dan dikasih sedotan, tampaknya tepat saat dibeli, karena udara di dalam pasar ini begitu panas, dan pengap, tapi karena ini adalah pasar tradisional, jadi pembeli dan penjual saling menerima atas kondisi yang ada. Mereka tidak protes walaupun listrik hari hari ini sering mati hidup. 

Anak-anak pun ikut menyaksikan dan mendampingi ibunya pergi ke pasar ini, kenapa mereka diikutkan, karena untuk mengukur pakaian dan celananya, apakah sesuai dengan ukurannya atau tidak, khawatir keliru nanti malahan dikembalikan lagi, jadi rugi perjalanan. 

Ibunya saling tawar menawar dengan pe jualnya, setelah cocok dengan harga dan ukuran untuk anaknya lalu di bayar pakaian yang sudah dipilih. Begitulah cara akad jual belinya. Harga cash untuk beli barang yang dipilih. 

Hari pasaran di pasar pagi untuk pakaian adalah rabu dan minggu. Biasanya penuh dan banyak warga yang berdatangan, namun yang jualan tiap hari juga ada, cuma jika hari rabu dan minggu lima kali lipat yang datang dibandingkan hari biasanya. 

Bagi anda yang berminat datang, dipersilahkan untuk mengunjungi di hari rabu dan minggu, harganya sangat terjangkau lebih murah dari harga supermarket atau di mall. Tersedia juga bahan pakaian seperti celana dan juga seragam celana haji yang sangat murah dan cocok bagi ekonomi kecil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun