Pesan lewat tiket online kereta kaligung, jurusan Tegal-Semarang Poncol di era zaman now memang serba dimanjakan, hanya lewat handphone dan trx bayar lewat transfer sudah dapat nomor kode boking. Ambil contoh aja penulis ini, berangkat ke semarang karena ada keperluan musyawarah daerah Koalisi Kependudukan dan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah, sore beli lewat teman yang punya bisnis tiket online.Â
Penulis ambil stasiun Tegal saja, sampai distasiun kendaraan di parkir untuk keperluan dua hari dengan bayar Rp 5 ribu per hari, karena pesan 2 hari maka bayar Rp 10 ribu. Sebuah ongkos yang sepadan karena tidaklah mahal dan tidaklah murah, pasalnya motor tidak kepanasan dan ada petugas yang jaga piket parkir.Â
Sampai di stasiun, kode boking yang sudah tertera di komputer lalu di tunjukkan ke mesin barcode yang disediakan oleh PT KAI 2 komputer dan 2 printer, cukup bunyi klik identitas penumpang terekam dengan baik, lalu penulis klik cetak/print dikomputer tersebut, jadilah tiket resmi untuk menasuki loket masuk yang dijaga oleh petugas.Â
Menunggu di stasiun bagi penulis sekarang tidak membosankan, karena sekitar stasiun sudah ada beberapa resto teh atau kopi atau roti yang tinggal pesan dan bayar, harga tentu beda donk, karena mereka kan juga harus sewa ruangan dan kena pajak makanan.Â
Cukup pesan satu gelas teh manis, sambil browsing dan update facebook dan menulis satu judul kompasiana, Â 30 menit tulisan sudah jadi langsung uplad donk.
Petugas stasiun Tegal mengumumkan informasi bahwa ada kereta api kaligung yang akan datang ke stasiun, dimohon bagi para penumpang untuk menuju jalur yiga. Lalu penumpang bergerak satu per satu, mereka melihat tiket sesuai dengan gerbongnya, bila gerbong satu, penumpang harus berjalan menuju gerbong tersebut.Â
Tepat jam 10.18 Wib kereta api Kaligung diberangkatkan, tarif ekonomi dan ber Ac, tempat duduk nyaman, dan hebatnya ada colokan atau lobang listrik yang bisa ditaruh kabel listrik, biasanya digunakan untuk colokan handphone atau laptop.Â
Setiap pemberhentian antar stasiun, ada pengumuman dari petugas masinis, penumpang harus selalu mendengarkan dimana mereka akan turun, ada perubahan layanan yang jelas dan terukur dan penumpang juga merasakan kenyamanan dan jelas ada perbedaan layanan jaman 90an dengan era sekarang.Â
Sebelah penulis ada ibu-ibu bawa anak kecil, ternyata anaknya pobia kereta api, lihat suara kereta api menangis terus, akhirnya ibunya mengambil keputusan, turun distasiun pemalang, dan naik bus ke semarang, sebuah pilihan yang tepat, khawatir putrinya nangis terus dan menggangu penumpang yang lain.Â