Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

BBM Oplosan di Lampung

15 April 2018   15:19 Diperbarui: 15 April 2018   15:31 1298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oplosan BBM / Doc Pribadi Via Foto TV

Pukul 14.45 TV One lewat topik telusur menyiarkan liputan BBM Oplosan di wilayah Lampung. Rasa kaget sekali bagi penulis, kenapa kok ada penjual yang berani mencari sesuap nasi dengan cara mengoplos Bahan Bakar Minyak hanya ingin mendapatkan keuntungan sesaat. 

Oplosan yang sering terjadi adalah pertamak, pertalite. Ada perbedaan yang cukup kentara. Oplosan ini dicampur dengan bau seperti minyak tanah atau solar. Bila dimasukan ke dalam tengki kendaraan tentunya akan merusak mobil yang diisi, ini bisa berbahaya. 

Mereka mendapatkan BBM oplosan dari sumatera selatan, campuran BBM Asli dicampur dengan minyak mentah dengan prosentase 60:40. Mereka sudah beroperasi hingga empat tahun, dan operasi pasarnya adalah daerah pinggiran sungai. 

Mereka membeli BBM di SPBU di bandar lampung lalu dibawa ke gudang disumatera selatan lalu beli minyak mentah untuk di oplos. Beli bahan BBM original ini dari SPBU dicampur minyak sulingan dan pewarna baju atau tekstil pada salah satu toko dibandar lampung.  

Keuntungan hanya Rp 300 dan sehari bisa empat ribu liter sekitar Rp 1,4 juta dan Distibusi langsung ke konsumen. Praktek ini jelas merugikan Pertamina dan juga mereka yang menggunakan bahan bakar oplosan ini. 

Sekarang kasus oplosan BBM ini sudah ditangani pihak kepolisian,  termasuk mendapatkan pelaku pengedar dan mereka yang melakukan praktek bisnis haram ini dan pelaku yang bernama R sudah dijadikan tersangka oplosan bbm ini. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun