Kali ini, penulis ingin menceritakan pengalaman tadi pagi, selasa (10/10/2018) mengunjungi langsung salah satu sumber mata air yang terletak di Wilayah Kabupaten Brebes yakni di Desa Kaligiri Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah. Sebuah desa yang berada di kaki gunung slamet, situasi desa begitu dingin, dan ramah warganya, termasuk pertumbuhan ekonominya cukup meningkat cepat, disamping itu, warganya juga mau melestarikan sumber mata air yang menurut penulis, ini adalah stok air bersih tersedia sangat melimpah, jika tidak dimanfaatkan dengan baik, akan menjadi masalah dikemudian hari, baik itu persoalan ketersediaan air, maupun pelestarian sumber mata airnya.Â
Sumber mata air di Desa Kaligiri ini menurut penuturan Kades Kaligiri Rosidin bahwa  sumber air  telah ada sejak jaman belanda, dan terpelihata dengan baik. Berada di tanah perhutani, dan disekitar sumber mata air ini ada beberapa pohon besar yang masih tumbuh kokoh, yakni jenis pohon pinus besar dan karet yang berusia ratusan tahun. Warga mengandalkan air minum dari sumber mata air ini, dan hebatnya sumber mata air kaligiri ini bisa mengaliri lahan persawahan sebanyak 5 desa dari Desa Kaligiri, Sridadi, Melayang, Buniwah,  dan Mendala.Â
Pihak Perusahaan Daerah Air Minum Jawa Tengah pun memanfaatkan sumber mata air ini untuk menjadi salah satu sumber mata air yang potensial, wajar jika dikompleks sumber mata air ada bak penampung yang dialiri dengan pipa PDAB untuk kebutuhan air bersih di Kabupaten Tegal, termasuk juga untuk Kabupaten Brebes. PDAM Brebes pun memanfaatkan salah satu sumber mata air di kaligiri ini untuk mencukupi kebutuhan air minum bagi Warga Desa Sirampog dan sebagian Kecamatan Tonjong.Â
Debit sumber mata air antara kemarau dengan musim penghujan akan berbeda, jika kemarau debit air naik, jika penghujan malah sebaliknya menurun. ini artinya serapan airnya sangat baik, karena saat musim kemarau malahan debit naik dengan baik. Untuk debit milik PDAB dengan debit naik turun jika kemarau debit mencapai 281 m3/detik jika saat musim penghujan debit hanya 210 m3/detik. Sedangkan dari debit PDAM Brebes yang mengaliri Kecamatan Sirampog hingga Tonjong hanya  100 m3/detik saat musim kemarau, sedangkan saat musim penghujan berkurang yakni 76 m3/detik. Sisa dari mata air yang lainnya dibiarkan untuk mengaliri persawahan 5 desa dari kaligiri, sridadi,melayang, buniwah, mendala.Â
Air tersebut pada akhirnya akan menyembur keluar dari bawah tanah menuju permukaan dalam bentuk mata air. Keluarnya air menuju permukaan tanah, dapat merupakan akibat dari akuifer terbatas, di mana permukaan air tanah berada di elevasi yang lebih tinggi dari tempat keluar air. Mata air merupakan salah satu sumber air yang ada di Bumi. Mata air merupakan suatu tempat di daratan Bumi yang dapat mengeluarkan pancaran air yang berasal dari dalam bumi atau dari tanah maupun dari pegunungan.
Proses terjadinya mata air ini terdiri atas tiga tahap, yakni air permukaan, kemudian menajdi air tanah, dan yang terakhir adalah air yang memancar dari dalam tanah.
Karena sumber mata air itu sangat berarti bagi masyarakat secara banyak, maka harus dimiliki oleh negara, dan digunakan untuk kepentingan masyarakat secara luas. Namun karena keterbatasan debit air, sehingga lingkungan sekitarnya harus menjaganya dengan baik dan jangan sampai terjadi alih fungsi hutan disekitar sumber mata air. Jika mereka mengindahkan hutan produktif lalu digunakan untuk alih fungsi tanaman sayuran, maja jangan harap stok ketersediaan air akan melimpah kembali.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H