Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Syukur Sehat dan Sempat, Memudahkan dalam Menulis di Kompasiana

30 Maret 2018   20:26 Diperbarui: 30 Maret 2018   21:31 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Betapa nikmatnya sehat dan sempat yang diberikan Allah SWT kepada hambamu ini, sehingga bisa menulis dengan istiqomah, walaupun sehari penulis masih menyempatkan menggoreskan penanya hanya satu kali artikel yang harus di publish di kompasiana.com ini. 

Segala topik yang ada untuk dicoba, dengan harapan memperoleh banyak kosakata baru, termasuk keingin tahuan sesuatu yang baru dalam menilai fenomena sosial yang terjadi disekitar lingkungan dimana penulis berada. 

Saat bepergian kemana pun ketemu inspirasi baru, maka mencoba untuk menulis, saat sedang memfasilitasi pertemuan kegiatan, mencoba untuk menulis dalam bentuk reportase berita dan ragam inspirasi yang muncul, ini semua karena penulis terilhami akan nasehat imam ghozali pada kitabnya catatlah apa yang kamu ketahui dan sebarkanlah catatanmu untuk kemajuan ilmu pengetahuan, berikan sesuatu yang catatan yang terbaikmu untuk nantinya menjadi naskah yang berharga dan terbaca kelak dikemudian hari bagi generasi yang akan datang. 

Rasa syukur sehat bisa menulis adalah anugerah yang tidak ternilai harganya, karena saat menulis, namun dalam kondisi sakit pilek, flu batuk apalagi disertai kepala pusing,tak ada kenikmatan yang bisa dirasakan dalam mengeksplor sesuatu obyek yang harus dimaknakan dan dijelaskan dalam makna disiplin ilmu lainnya. 

Terasa hampa rasanya menulis dalam kondisi sakit, kita benar-benar tidak bisa maksimal dalam menjelaskannya, kalaupun dipaksakan, mutu dan kualitas tulisan tidak sebagus menulis dalam kondisi sehat wal afiat. 

Apalagi jika menulis berada di imaginasi obyek yang ditemui langsung, akan berkesan tersendiri, dan bisa mendeskrpsikan obyek yang ditemui dengan jelas dan lugas, mungkin butuh sentuhan gaya penulisan yang harus diperbaiki secara step by step. 

Nikmat sempat juga menjadi sesuatu yang penting, kenapa penulis sampaikan, walaupun kita sehat, namun tidak sempat membuka kompasiana.com atau ingin melihat apa sih perkembangan tulisan dari para member kompasiana tentunya tidak mempunyai added value bagi para anggota kompasiana, kenikmatan dan rasa bangga hanya bisa diresapi sendiri dan yang paham naskah tulisan itu berbobot mungkin dari pembaca dan bisa juga dari penulis itu sendiri. 

Coba anda bayangkan, mereka sehat secara batin dan rohaniahnya, namun karena kesempatan untuk menulis saja yang tidak mau maka yang terjadi di halaman kompasiananya sendiripun tidak muncul artikel tambahan, berhari-hari kosong tidak ada update tulisan, ini yang dinamakan nikmat sempat. Kesempatan tidak bisa terulang kembali, kalaupun terulang kembali mungkin ada perbedaan proses dan hasilnya. 

Makanya penulis sangat bersyukur, dengan diberikan kenikmatan sehat dan sempat ini bisa menggoreskan penanya satu persatu dengan harapan mendapatkan banyak kosakata baru dalam dunia penulisan, termasuk pengetahuan dan wawasan informasi yang bisa ditemui secara bertahap, dan dikompasiana ini ada untuk mendapatkannya dari segala topik yang telah ditulis oleh para penulis kompasiana. 

Contreng hijau masih setia menanti, karena menuju contreng biru harus banyak referensi yang mesti ditulis, tapi harus semangat terus jangan mudah pudar, semoga motivasi menulis masih terbangkitkan dan tidak menjadi cules atau malas dalam menulis. 

Karena cules atau malas itu penyakit qolbu dan timbulnya ada kekecewaan dikemudian hari, semoga tetap menulis rutin agar tidak lupa dan bisa berkarya untuk nusa dan bangsa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun