Terobosan yang patut di apresiasi atas Kebijakan Pemkab Kudus lewat Dinas Perhubungan untuk menghidupi ekonomi lokal masyarakat kudus, bagi peziarah ke sunan kudus mereka bisa menggunakan becak wisata dengan tarif Rp 15 ribu, mobil odong per bus rombongan Rp 250 ribu dan mobil angkutan umum Rp 90 ribu mau diisi 20 orang atau kurang tetap bayar Rp 90 ribu.Â
Terobosan ini memiliki yang sangat luas, disamping UMKM menggeliat juga muncul pedagang kecil atau pedaganga  asongan dan juru foto yang memanfaatkan usaha foto kilat menjadi income sehari-hari. Â
Retribusi penumpang sudah ditetapkan dalam regulasi berupa perda sedangkan untuk penataan jadwal disesuaikan dengan pihak pengelola obyek wisata religi ini. Sebuah simbiolis mutualisme, sama-sama mencari makan dan negara pun mendapatkan income PAD atas keberadaan kebijakan ini.Â
Kebijakan ini disambut gembira bagi para pemilik becak, karena karcis yang didapat nantinya ditukarkan kepada pengelola obyek wisata tersebut dan bagi mereka saat kembali dari tempat ziarah, peziarah bebas menentukan pilihannya atas kendaraan saat menuju terminal bus yang diparkir. Kurang lebih jika dihitung waktu antara 15 menit hingga 20 menit jarak tempuh dari terminal bus menuju masjid muria kudus.Â
Namun karena adanya perbedaan tiket yang dirasa kurang sesuai dan membingungkan peziarah, penanda tiket dibedakan sesuai warna supaya jelas. "Sekarang ini diberlakukan tiket warna putih untuk becak putih, dan untuk becak oranye masih tetap warna merah muda," ujar Ali Mubarok 26 Th, salah satu peziarah yang kerap datang ke walisongo.Â
Jumlah becak putih lebih banyak yakni  sejumlah 170 becak dan becak oranye sebanyak 110 becak. Secara otomatis pendapatan akan berbeda. Karena jumlahnya pun tidak imbang. Jika tukang becak merah bisa menarik becak lima kali per hari, tukang becak putih kadang hanya menarik tiga kali sehari.
Salah satu peziarah yang menggunakan becak Haji Kholid Mawardi menggunakan baru kali ini bersama istrinya naik becak di kompleks sunan kudus ini. " Becaknya kurang lebar sehingga saat di naikkin berdua terasa sempit, tidak kaya becak di Brebes," ungkapnya saat ditemui ziarah di makam sunan kudus ini. Sabtu (3/2/2017).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H